Kampus ITS, ITS News – Diwisuda dengan segudang pencapaian merupakan mimpi semua mahasiswa. Rasa puas telah membuktikan kemampuan diri, dan dapat memberi manfaat kepada masyarakat, meninggalkan kesan yang tidak terlupakan. Setidaknya, hal itulah yang kini dirasakan oleh Yosi Noviari Wibowo, penyandang gelar wisudawan terbaik jenjang Diploma IV (D4) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Pria yang sebelumnya menimba ilmu di Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ini baru saja menjalani serangkaian prosesi Wisuda ITS 122 pada Minggu (17/10). Lulusan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,59 ini tercatat telah mengumpulkan berbagai pencapaian selama empat tahun masa pendidikannya di ITS.
Salah satu dari prestasi membanggakan itu ialah menyabet juara umum pada Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) ke-14 tahun 2019 lalu. Pada kompetisi tersebut, ia dan rekannya berhasil unggul dan memperoleh juara pertama pada kategori Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) KJI Baja, kategori Implementasi Jembatan KJI Baja, serta kategori Jembatan Terkokoh KJI Baja.
Tak hanya di bidang struktur, Yosi, sapaan akrabnya, juga memiliki minat yang tinggi di bidang keilmiahan. Ia mengaku, setiap semester, ada saja proyek penelitian yang harus digarapnya di kampus. Alhasil, mahasiswa asal Sidoarjo ini juga melakukan publikasi jurnal internasional hasil meneliti beton geopolimer. “Ingat, sains itu tidak akan ada jika tidak ditulis bukan?” sambungnya.
Jurnalnya yang berjudul The Influence Sugarcane Bagasse Ash and Metakaolin on Mechanical Properties Fly Ash Geopolymer Paste telah menembus Asian Journal of Applied Sciences Volume 05, Issue 04, periode Agustus 2017. Serta, Characterization Alkali-Activated Mortar Made from Fly Ash and Sandblasting menembus International Journal of GEOMATE Volume 17, Issue 60, Periode Agustus 2019.
Berkat capaian tersebut, pada tahun 2019, Yosi pun keluar sebagai juara pertama pada seleksi mahasiswa berprestasi jenjang diploma di ITS. Penyuka travelling ini pun melenggang di ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Nasional. Saat itu, Yosi harus berpuas berada di peringkat empat nasional.
Berada di posisi keempat, Yosi mengaku ada perasaan iri pada mereka yang berada di atasnya. Namun, bukan rasa iri karena perbedaan peringkat. Melainkan, Yosi selalu berpikir bahwa dirinya masih sangat jauh tertinggal dibandingkan yang lain. “Rasanya masih belum berkontribusi untuk membantu menyelesaikan permasalahan di lingkungan sekitar,” ucapnya.
Oleh karena itu, mahasiswa yang akan melanjutkan S2 di Departemen Teknik Sipil ITS ini berharap agar mampu membagikan rezeki yang telah didapatnya. Ia pun membuka diri untuk membantu mahasiswa ITS yang ingin mencalonkan diri dalam Pilmapres. “Kemarin membantu Galih dalam Pilmapres ITS dan nasional di jenjang diploma. Selanjutnya, sata siap membantu siapa saja,” ujarnya penuh semangat.
Ia percaya bahwa saat kita berbuat baik, dan Tuhan memberikan jalan, kemudahan akan selalu berdatangan. Khairunnas, anfa’uhum linnas. “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya,” begitulah wisudawan kelahiran 1998 ini dengan teguh menyampaikan prinsipnya.
Di akhir, Yosi berharap agar mahasiswi ITS terus berkontribusi untuk lingkungan dan masyarakat, meski di tengah kesibukan kuliah. Sesuai dengan petuah Rektor ITS, yang selalu diingat olehnya. “Jangan bangga dengan diterimanya kalian di ITS, tapi buatlah ITS bangga setelah menerima kalian!” pesannya. (ri/hen)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan