Kampus ITS, ITS News – Perkembangan teknologi informasi menghadirkan alternatif baru untuk memudahkan gerakan urun dana (crowdfunding). Kondisi ini berhasil dimanfaatkan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan merancang Siyatim, sebuah sistem crowdfunding digital berbasis syariat. Melalui sistem ini, donasi yang berhasil dikumpulkan akan langsung disalurkan untuk anak yatim yang membutuhkan.
Penemu utama Siyatim, Muhammad Ainul Yaqin menceritakan bahwa platform crowdfunding saat ini sedang menjadi pemberi harapan bagi perekonomian Indonesia. Pasalnya, dalam dua tahun terakhir, terjadi peningkatan jumlah donatur hingga 80 persen.
Selain lebih transparan, menurut mahasiswa yang kerap disapa Yaqin ini, sarana crowdfunding digital cenderung memastikan adanya laporan perkembangan donasi lewat interaksi yang dijaga dengan apik. “Sehingga jangan heran jika banyak generasi milenial yang lebih memilih metode ini,” ujarnya.
Kondisi demikian memantabkan Yaqin bersama dua rekannya, Fajrur Rido Ataubakumarwa dan Gita Rama Mahardhika, untuk merancang sistem crowdfunding berbentuk aplikasi mobile. Pemuda ini melanjutkan, platform rancangannya ini dikhususkan bagi anak-anak yatim yang memerlukan bantuan. “Kami memilih target (anak yatim) seperti ini lantaran di Indonesia masih belum ada platform khusus yang memayungi mereka,” sebut mahasiswa Departemen Teknik Sistem dan Industri ini.
Lebih dalam lagi, Yaqin menjelaskan, Siyatim menjanjikan nilai lebih dibandingkan sistem lain berupa kemudahan akses bagi donatur untuk memilih sendiri panti asuhan yang hendak ia berikan donasi. Selain itu, penderma juga dapat memantau pemanfaatan dana yang ia donasikan. Tidak berhenti di sana, Siyatim juga mengklasifikasikan panti asuhan sesuai kebutuhan mereka seperti kategori butuh bantuan pokok dan kategori bantuan edukasi. “Hal ini lantaran tiap panti butuh bantuan berbeda,” tuturnya.
Menariknya lagi, imbuh Yaqin, Siyatim menghadirkan fitur online adoption di mana donatur dapat langsung memberikan donasi kepada anak tertentu yang terdata di panti tersebut. Lewat fitur itu, donatur dapat secara khusus memantau perkembangan anak yang ia adopsi. Donatur juga bisa memberikan bantuan beasiswa berupa pembayaran Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP), uang jajan, hingga fasilitas lainnya. “Jadi, adopsi ini berarti si anak tersebut mendapat donatur khusus,” papar mahasiswa angkatan 2017 ini.
Yaqin menyampaikan jika inovasi rancangannya ini membutuhkan andil banyak pihak agar dapat terealisasi. Ia merasa terobosannya tersebut akan menjadi solusi untuk kebangkitan panti asuhan bersama para penghuninya. Dari sistem tersebut, panti asuhan juga dikembangkan agar dapat mandiri dan tidak bergantung pada bantuan donatur semata. “Tujuan utamanya, panti dalam naungan kami dapat melahirkan generasi emas yang sanggup menghadapi bonus demografi,” tegasnya.
Tidak sekadar gagasan, terobosan yang dirancang Yaqin dan rekan-rekannya ini berhasil meraih juara III dalam lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional 2020 kategori Karya Tulis Ilmiah Al Quran (KTIA), pertengahan Oktober lalu. Hebatnya lagi, sistem yang sedang dalam tahap pengembangan ini telah menjadi sebuah start up di bawah naungan UPT Inkubator Industri ITS. “Ke depannya, saya berharap agar Siyatim dapat menjadi pilihan utama masyarakat di seluruh Indonesia,” pungkas Yaqin antusias. (dik/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen telah memicu
Kampus ITS, ITS News – Tim MedPhy.Edu Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Fantom
Kampus ITS, Opini — Dengan kemajuan teknologi di era modern ini, media sosial kini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran