ITS News

Minggu, 24 November 2024
02 November 2020, 16:11

Manfaatkan Kulit Mangga, Tim ITS Raih Emas di Korea

Oleh : itsmis | | Source : www.its.ac.id
Proses penguapan pelarut pada penelitian yang dilakukan Tim Platinum ITS untuk mengikuti lomba Korea International Women’s Invention Exposition (KIWIE) di Korea

Proses penguapan pelarut pada penelitian yang dilakukan Tim Platinum ITS untuk mengikuti lomba Korea International Women’s Invention Exposition (KIWIE) di Korea

Kampus ITS, ITS News – Berkat menyulap ekstrak kulit mangga menjadi agen inhibitor korosi logam SS-304 yang ramah lingkungan, lima mahasiswa Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mendulang prestasi cemerlang. Berkat inovasi unik tersebut, mereka berhasil meraih medali emas dalam kompetisi Korea International Women’s Invention Exposition (KIWIE) yang bertempat di Korea Selatan, selama tiga hari mulai 23 Oktober lalu.

Kelimanya adalah Ahnaf, Tiara Mahendra Kurniawati, Ulfa Miki Fitriana, Hafildatur Rosyidah, dan Mohamad Ikbal Pangestu. Mereka tergabung dalam sebuah tim yang bernama Platinum. KIWIE sendiri merupakan kegiatan expo tahunan bertaraf profesionalitas dan internasional yang diikuti oleh 17 negara dan rutin diadakan setiap tahunnya oleh Korea Women Inventors Association (KWIA) yang bertempat di Kintex-ro, Ilsanseo-gu, Goyang-si, Gyeonggi-do, Korea Selatan.

Salah satu anggota tim, Tiara Mahendra Kurniawati atau yang akrab disapa Mahen mengatakan, inhibitor logam yang sering berada di pasaran biasa dipakai dengan menggunakan metode elektroplating. Yakni merupakan metode untuk menghambat korosi logam dengan cara melapiskan logam yang akan dipakai menggunakan logam lain yang lebih mudah teroksidasi. Metode ini menggunakan prinsip elektrokimia. “Limbah dari proses ini cukup banyak dan berbahaya, sehingga kami perlu mencari alternatif lainnya,” tuturnya.

Proses pencampuran ekstrak kulit mangga dengan larutan uji oleh Tim Platinum ITS

Proses pencampuran ekstrak kulit mangga dengan larutan uji oleh Tim Platinum ITS

Kulit mangga dipilih sebagai bahan dasar penelitian karena kulit mangga seringkali dibuang, jarang dimanfaatkan, dan dapat membuat limbah organik baru. “Tak mau itu terjadi, kami memanfaatkan kulit mangga untuk dijadikan inhibitor, di mana kulit tersebut mengandung senyawa kimia seperti flavonoid yang mampu bertindak sebagai antioksidan,” beber gadis asal Bogor tersebut saat dihubungi lewat pesan singkat.

Karena sifat tersebut, lanjut Mahen, laju korosi dapat ditahan. Dalam prosesnya, pertama mereka menjemur kulit mangga hingga kering. Kemudian, kulit mangga tersebut dicacah hingga dapat dilakukan pengekstrakan. Hasil ekstrak tersebut nantinya akan dicampur dengan larutan uji yaitu air garam (NaCl).

“Larutan uji tersebut kami gunakan untuk mengetahui tingkat korosi pada logam serta efektivitas inhibitor dalam menahan laju korosinya,” imbuh mahasiswi yang juga tergabung dalam Tim Spektronics ITS tersebut.

Dalam risetnya, penelitian ini sudah diujicobakan ke plat SS-304, yakni salah satu jenis plat logam yang banyak digunakan untuk kaleng makanan dan barang rumah tangga lainnya. Hasilnya, inhibitor ini berhasil menahan laju korosi dengan efisiensi sebesar 88 persen. “Sebenarnya sudah ada penelitian serupa, namun yang membedakan dengan penelitian kami adalah jenis logam dan bahan inhibitor yang dipakai,” jelasnya.

Jenis logam yang digunakan Tim Platinum ITS untuk uji coba

Jenis logam yang digunakan Tim Platinum ITS untuk uji coba

Dalam mempersiapkan kompetisi ini, Tim Platinum mendapat dukungan penuh dari pihak Departemen Kimia ITS, khususnya dosen pembimbing Dra Harmami MSi untuk pemahaman konsep teori dan pengaplikasian inovasi. Selain itu, mereka juga difasilitasi untuk melakukan eksperimen di Laboratorium Instrumentasi dan Sains Analitik Kimia ITS sebelum adanya pandemi Covid-19. “Inovasi yang kami rancang ini sebenarnya merupakan lanjutan dari PKM Penelitian (PKM-P) yang terdanai pada 2018 lalu,” ungkapnya.

Memang bukan rahasia lagi jika anggota Tim Platinum ini telah berpengalaman mengikuti lomba serupa dan berhasil membawa harum nama ITS di kancah internasional. “Kompetisi seperti ini memberikan ketertarikan sendiri bagi tim kami, apalagi sebagai mahasiswa Departemen Kimia, kami harus berperan untuk membantu menanggulangi permasalahan lingkungan,” ujar mahasiswi kelahiran 6 November 1997 tersebut.

Meski terkendala dalam hal komunikasi dan koordinasi antar tim akibat pandemi, Tim Platinum akhirnya dapat menyelesaikan kompetisi ini dengan baik meskipun dilakukan secara daring. “Saya berharap semoga inovasi yang kami berikan dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam bidang inhibitor korosi pada logam yang bersifat ramah lingkungan,” pungkasnya. (chi/HUMAS ITS)

(Dari kiri) Mohamad Ikbal Pangestu, Tiara Mahendra Kurniawati, Hafildatur Rosyidah, Ulfa Miki Fitriana, dan Ahnaf merupakan Tim Platinum ITS yang sukses raih emas di Korea

(Dari kiri) Mohamad Ikbal Pangestu, Tiara Mahendra Kurniawati, Hafildatur Rosyidah, Ulfa Miki Fitriana, dan Ahnaf merupakan Tim Platinum ITS yang sukses raih emas di Korea

Berita Terkait