Kampus ITS, ITS News – Semakin pesatnya perkembangan teknologi dunia telah menuntut pula meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Indonesia, termasuk di antaranya para lulusan perguruan tinggi. Menghadapi hal itu, Fakultas Vokasi (FV) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menyusun skema kompetensi berstandar industri yang dipaparkan di Hotel Bumi Surabaya, Rabu (4/11) sore.
Total sebanyak 17 skema bidang konstruksi yang berhasil disusun oleh FV ITS yang terdapat dalam skema Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) level 5 bagi diploma tiga (D-3) dan level 6 bagi sarjana (S-1). Hal tersebut yang membuat semua lulusan program sarjana terapan FV ITS diharapkan mampu memiliki minimal tiga sertifikat kompetensi, selain juga akan mendapatkan ijazah.
Disampaikan oleh Dekan FV ITS Prof Ir Mohammad Sigit Darmawan MEng Sc PhD, hal ini akan menjawab kebutuhan industri saat ini yang membutuhkan SDM berkompeten pada bidang tertentu. “Sehingga lulusannya diharapkan siap kerja, tidak perlu di-training,” tandas Guru Besar Teknik Infrastruktur Sipil ITS ini.
Dalam pelaksanaannya program tersebut, FV berkolaborasi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) ITS yang diketuai oleh Arya Yudhi Wijaya MKom. LSP ITS sendiri merupakan lembaga yang bertugas mengembangkan standar kompetensi, melaksanakan uji kompetensi, menerbitkan sertifikat kompetensi serta melakukan verifikasi tempat uji kompetensi di lingkungan ITS.
Arya mengatakan, jika mahasiswa akan sangat diuntungkan dengan adanya program ini. “Mereka akan mendapat jaminan kompetensi dari sertifikasi yang ia pegang dan semakin mudah untuk mendapatkan pekerjaan,” ungkapnya.
Bagi mahasiswa ITS, lanjutnya, mulai semester lima sudah bisa mengikuti ujian kompetensi tersebut, asalkan semua persyaratannya terpenuhi. Biaya ujian kompetensinya pun juga diusahakan mudah dijangkau oleh mahasiswa. Yakni sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta rupiah tergantung dari ujian kompetensi yang diikutinya.
Menurut Arya, ini masih merupakan tahap awal. Nantinya, skema yang disusun juga akan meluas sampai pada program sarjana. Sehingga skema ini akan terus dikembangkan dan dilakukan pembaharuan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terkini.
Terakhir, Arya kembali man jika skema yang disusun ITS saat ini masih berfokus pada bidang konstruksi. Hal ini berdasarkan amanat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Pendidikan Vokasi (Diksi) dalam menyusun Program Pengembangan Mutu Pendidikan Tinggi Vokasi Berstandar Industri tahun 2020 yang dilakukan oleh 10 Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) di Indonesia, termasuk ITS di dalamnya.
Dalam penyusunannya, FV ITS juga melibatkan delapan mitra dunia usaha dan bisnis. Yakni Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, PT Wika Industri & Konstruksi, PT Jasa Marga Pandaan Malang, PT Varia Usaha Beton, PT Teknindo Geosistem Unggul, PT Waindo Spec Terra, dan Lenus Aerospace Indonesia.
Selain itu, juga menggandeng serta tiga mitra PTV, yakni Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Undip), dan Politeknik Pekerjaan Umum Semarang. (sof/zar/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen telah memicu
Kampus ITS, ITS News – Tim MedPhy.Edu Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Fantom
Kampus ITS, Opini — Dengan kemajuan teknologi di era modern ini, media sosial kini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran