Kampus ITS, ITS News – Kekerasan terhadap perempuan yang menjadi salah satu persoalan pelik di Indonesia, mendasari mahasiswa Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas aplikasi berbasis web. Dinamai Lingkar Puan, aplikasi tersebut dirancang oleh Wasilatul Dewi Ningrum, Paramastri Ardiningrum, dan Muhammad Jaya Siraj yang tergabung dalam Tim NCC Lab.
Ketua Tim NCC Lab Wasilatul Dewi Ningrum mengungkapkan bahwa tim mendapatkan ide ketika melihat akun-akun di sosial media yang memuat postingan tentang kekerasan terhadap perempuan. “Biasanya, penyintas kekerasan ini cenderung berkomentar dan curhat pengalaman mereka, tetapi mereka tidak dapat solusi,” ujar Wasil, panggilan akrabnya.
Lanjut Wasil, berangkat dari kegeraman atas kasus kekerasan terhadap perempuan yang terus meningkat dan kecenderungan penyintas inilah, tim NCC Lab mengembangkan aplikasi Lingkar Puan. Melalui Lingkar Puan, tim ingin memberi edukasi kepada masyarakat terkait kekerasan terhadap perempuan melalui artikel. “Artikelnya ditulis oleh orang berlatar belakang psikologi dan dibuat untuk mendukung penyintas, sehingga diharapkan mereka ikut berani untuk bercerita dan berbagi dukungan,” ungkapnya.
Selain artikel, Lingkar Puan juga menyediakan konsultasi psikologi dan konsultasi hukum bagi pengguna terdaftar. Bernama Rekan Cerita, konsultasi psikologi bertujuan untuk membantu penggunanya untuk menghilangkan trauma atas kekerasan yang menimpa mereka. Lebih dari itu, pengguna terdaftar dapat berbagi cerita dan bertanya terkait psikologi melalui Rekan Cerita bersama dengan orang berlatar belakang psikologi.
Lebih lanjut, kata Wasil, konsultasi hukum juga ditambahkan dalam fitur Lingkar Puan. Disebut Rekan Hukum, para pengguna dapat berkonsultasi terkait bidang hokum. “Mulai dari bagaimana kasus kekerasan yang menimpa mereka di mata hokum, hingga apa saja yang dibutuhkan apabila kasus mereka dibawa ke ranah hukum,” bebernya.
Untuk menentukan fitur yang tepat, tim NCC Lab melakukan wawancara dengan orang berlatar belakang psikologi dan hukum yang berpengalaman di aplikasi konsultasi daring dan kantor advokasi. “Kami wawancara terlebih dahulu supaya kami tahu fitur apa saja yang dibutuhkan untuk membantu penyintas,” terang mahasiswi angkatan 2017 ini.
Mengacu pada target yang luas, teknologi MongoDB, Express, React, dan Node (MERN) dipilih untuk mengembangkan Lingkar Puan yang berbasis web. Tim ini sengaja menggunakan teknologi tersebut agar masyarakat bisa mengakses aplikasi dengan bebas. Artinya, tidak perlu perangkat dengan spesifikasi tinggi untuk mengakses Lingkar Puan. Selain itu, dengan teknologi ini Lingkar Puan dapat menghadirkan fitur obrolan secara real time.
Ditanya terkait aplikasi serupa, mahasiswi asal Jombang ini menyebut bahwa aplikasi psikologi dan konsultasi hukum yang ada saat ini masih terlalu umum dan tidak terfokus dalam penanganan kekerasan terhadap perempuan. “Jadi kelebihan aplikasi ini, spesifikasi orangnya adalah orang-orang yang paham terhadap kekerasan terhadap perempuan. Terus ada aplikasi lain yang isinya artikel-artikel juga isinya masih umum, bukan kekerasan terhadap perempuan, sedangkan Lingkar Puan ada,” terangnya.
Wasil mengungkapkan juga, dalam proses pembuatan aplikasi ketiga anggota tim tidak bisa bertemu karena pandemi. Selain itu, jadwal kuliah yang berbeda membuat ketiganya harus menyesuaikan jadwal untuk bertemu secara daring. Terlepas dari itu, pengujian aplikasi secara daring membawa tantangan tersendiri bagi mereka. “Menguji aplikasi secara online itu juga susah karena harus mengarahkan responden untuk membuat akun atau membuat artikel, jauh lebih susah daripada kalau mengarahkan secara langsung,” tuturnya.
Namun kendala-kendala itu, imbuh Wasil, tidak menyurutkan semangat ketiganya untuk menyelesaikan aplikasi Lingkar Puan. Dengan metode Scrum, pembagian kerja menjadi lebih jelas. Ketiganya pun dapat memantau perkembangan kerja dalam pembuatan aplikasi tiap minggunya.
Berbuah manis, Lingkar Puan mengantar Tim NCC Lab mengukir prestasi dalam ajang Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) XIII tahun 2020, beberapa waktu lalu. Tim ini pun berhasil menyabet medali emas pada kategori Pengembangan Perangkat Lunak.
Wasil menyebutkan, aplikasi ini sudah ada pada tahap pengujian. Selain diuji untuk para penyintas, Lingkar Puan juga diujikan pada masyarakat umum serta orang berlatar belakang psikologi dan hukum. Setelah melalui tahap pengujian, ada kemungkinan Lingkar Puan akan dijalankan. “Kami akan bekerja sama dengan orang berlatar belakang psikologi dan hukum sebagai konsultan kami di Rekan Cerita dan Rekan Hukum. Kalau sudah siap, akan kami publikasikan sehingga para penyintas bisa mengunjungi web kami di lingkarpuan.com,” terangnya.
Di akhir, tim NCC Lab berharap masyarakat umum bisa lebih sadar dengan kekerasan terhadap perempuan. Mereka pun mengimbau masyarakat untuk tidak memandang negatif korban. “Semoga penyintas tidak takut untuk bercerita. Kami berharap dengan aplikasi ini, kami bisa memfasilitasi mereka agar berani bercerita dan berani melapor,” pungkas Wasil penuh harap. (dya/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan