Kampus ITS, ITS News – Sesama perguruan tinggi di wilayah timur, Universitas Airlangga (Unair) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah bermitra selama puluhan tahun. Meskipun bergerak di bidang keilmuan yang berbeda, keduanya terus berupaya memberikan kontribusi dalam menjalani Tri Dharma perguruan tinggi. Hal tersebut tidak luput dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang diprakarsai kedua kampus.
Kepada ITS Online, Wakil Rektor Unair Bidang Sumberdaya, Prof Dr Bambang Sektiari L Drh DEA menuturkan bahwa hubungan antara ITS dan Unair tidak sebatas rekan kerja saja. Ia menyatakan, kedua Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) ini memiliki visi yang serupa. Di mana, keduanya ingin mencetak generasi unggul berdaya saing global. “Tidak hanya itu, kedua kampus ini berambisi memberikan manfaat bagi masyarakat lewat inovasinya,” lanjut Bambang, sapaannya.
Untuk merealisasikan visi tersebut, keduanya rutin melakukan kerja sama. Hingga kini, Unair dan ITS masih melangsungkan program gelar ganda bersama Kumamoto University, Jepang. Diterangkan Bambang, kerja sama ini telah mereka jalin sejak penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada 2013 lalu. “Hal ini merupakan wujud kerja sama berkelanjutan yang berhasil kami langgengkan beberapa tahun terakhir,” imbuh lulusan University of Paris V ini.
Tidak hanya itu, dalam bidang medis, Bambang menjelaskan jika Unair bersama ITS berhasil menginovasikan alat kesehatan (alkes) bernama Robot Medical Assistant ITS – Airlangga (RAISA). Menggandeng Departemen Teknik Biomedik ITS, karya yang didukung oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) ini ditargetkan mampu meringankan penanganan pandemi. “RAISA ini merupakan contoh persembahan besar dari Unair dan ITS untuk Indonesia,” sebutnya bangga.
Bukan tanpa alasan, siklus kerja sama yang terjalin dengan baik ini lahir lantaran ITS dan Unair merupakan kampus kokoh yang berjuang di tanah yang sama, yakni Surabaya. Sesuai mandat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Bambang menambahkan, kedua kampus ini telah bersinergi memberikan sumbangsih luar biasa dalam meningkatkan daya saing bangsa. “Kami juga memupuk kemandirian bangsa lewat karya yang kami lahirkan,” tegasnya.
Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Unair ini menganggap, tema Technology for Prosperity yang diusung ITS dalam perayaan Dies Natalis ke-60 ini merupakan hal yang luar biasa. Bambang meyakini bahwa teknologi berkelanjutan yang terus diinovasikan ITS selalu berakar pada masyarakat. “Terlihat dari upaya ITS dalam berkontribusi bagi masyarakat wilayah timur, khususnya Surabaya,” ungkapnya.
Bagi Bambang, ITS bukanlah kompetitor, melainkan mitra kerja Unair yang saling membutuhkan. Di akhir, ia berharap agar ITS dapat terus berkontribusi dan meningkatkan kualitasnya. Profesor ini menyampaikan, usia enam dekade yang diperoleh ITS ini merupakan tanda bahwa ITS merupakan kampus yang lebih matang dari sebelumnya. “Semoga selalu berjaya dan semakin memberi makna bagi kesejahteraan umat manusia,” pungkasnya penuh harap. (chi/dik)
Kampus ITS, ITS News — Teknologi pascapanen memiliki peranan penting dalam menjaga mutu hasil panen sebelum dipasarkan. Peduli akan
Kampus ITS, ITS News — Dalam misi memperkenalkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kepada masyarakat umum, setiap tahunnya ITS
Kampus ITS, ITS News — Semakin tingginya kebutuhan listrik rumah tangga menyebabkan perlu adanya inovasi sumber energi terbarukan sebagai
Kampus ITS, ITS News — Kesalahan yang sering terjadi pada optimalisasi sistem mesin menjadi fokus Institut Teknologi Sepuluh Nopember