ITS News

Kamis, 07 November 2024
17 November 2020, 16:11

ITS Bangun 53 Smart Classroom dan Dua Smart Laboratory

Oleh : itsmis | | Source : www.its.ac.id
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng saat menjelaskan materi perkuliahan kepada mahasiswa di salah satu ruangan Smart Classroom

Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng saat menjelaskan materi perkuliahan kepada mahasiswa di salah satu ruangan Smart Classroom

Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tidak henti-hentinya melakukan sebuah inovasi terbarukan dalam menunjang kegiatan akademiknya. Kali ini, ITS telah berhasil membangun 53 Smart Classroom serta merancang Smart Laboratory untuk Fisika Dasar dan Kimia Dasar yang memiliki banyak keunggulan di bidang teknologi

Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng mengatakan bahwa terdapat 53 Smart Classroom yang sudah dibangun ITS dengan tampilan yang baru dan berbeda. Smart Classroom ini dilengkapi dengan multimedia yang terkoneksi secara paralel, sehingga mahasiswa dapat mengaksesnya secara daring maupun luring. “Ke depannya, wajah ITS akan berubah total dengan adanya Smart Classroom ini,” sambung Ashari.

Sementara, Wakil Rektor II Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sarana Prasarana ITS Ir Mas Agus Mardyanto ME PhD menambahkan, keunggulan dari Smart Classroom ini adalah meja dan kursi yang bisa disusun dengan mudah sesuai keinginan serta keperluan bagi penggunanya. Keunggulan lainnya terdapat kamera yang bisa mendeteksi gerakan dosen selama mengajar dan dapat merekam kegiatan kelas.

Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng sempat menjelaskan keunggulan Smart Classroom pada puncak acara Dies Natalis ITS ke-60

Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng sempat menjelaskan keunggulan Smart Classroom pada puncak acara Dies Natalis ITS ke-60

Dosen yang akrab disapa MAM ini menyampaikan bahwa tujuan didirikannya Smart Classroom ini untuk memberikan rasa nyaman bagi mahasiswa dan dosen selama kegiatan pembelajaran. Selain itu, Smart Classroom ini juga dapat memuat banyak peserta, karena kegiatan kelas dapat diakses secara daring. “Hal ini dapat mengantisipasi kebutuhan kelas daring nantinya,” tuturnya.

Dosen Departemen Teknik Lingkungan ini menguraikan, proses pembangunan sebuah Smart Classroom dibutuhkan waktu sekitar empat hingga enam minggu. Hal ini tergantung pada pengerjaan desain kelas berdasarkan keinginan dari masing-masing departemen. “Sehingga, lama penyelesaian satu Smart Classroom berbeda di setiap departemen,” ujarnya.

Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng saat menjelaskan materi perkuliahan kepada mahasiswa di salah satu ruangan Smart Classroom

Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng saat menjelaskan materi perkuliahan kepada mahasiswa di salah satu ruangan Smart Classroom

Selain membangun 53 Smart Classroom, ITS juga berhasil merancang dua Smart Laboratory. Kepala Subdirektorat Koordinasi Perkuliahan Bersama (SPKB) ITS Dr Didik Khusnul Arif SSi MSi memaparkan, Laboratorium Fisika Dasar dan Kimia Dasar sedang berada dalam tahapan penyelesaian untuk menjadi sebuah Smart Laboratory.

Didik menjelaskan bahwa gedung beserta fasilitas pada Laboratorium Kimia Dasar sudah bisa digunakan. Namun, sebagian peralatan dan metode praktikum belum memenuhi kriteria Smart Laboratory. Lain halnya dengan Laboratorium Fisika Dasar, peralatan dan modul praktikum di laboratorium ini sudah dapat dijalankan secara daring.

Kepala Laboratorium Instrumentasi dan Pengolahan Sinyal Biomedika ITS Dr Rachmad Setiawan ST MT menerangkan, peralatan di kedua Smart Laboratory ini menggabungkan mekanika dan elektronika. Pada bidang elektronika menggunakan teknologi mikrocontroller dan untuk aplikasi beserta website memakai Transmission Controller Protocol/Internet Protocol (TCP / IP). ”Juga terdapat program untuk siaran langsung menggunakan kamera,” ucapnya.

Salah satu bentuk ruangan Smart Classroom yang siap untuk digunakan

Salah satu bentuk ruangan Smart Classroom yang siap untuk digunakan

Rachmad mengungkapkan bahwa terdapat beberapa keunggulan dari Smart Laboratory ini. Yang pertama, praktikan dapat melakukan praktikum setiap waktu dan secara daring setelah ada persetujuan dari admin. Tidak hanya itu, parameter yang diperoleh akan lebih teliti, karena mikrocontroller menghasilkan kecepatan yang akurat. “Smart Laboratory ini juga akan bisa melayani kebutuhan praktikum dari mahasiswa non-ITS,” lanjutnya.

Pada akhir sesi wawancara, Rachmad berharap Smart Laboratory ini dapat dimanfaatkan juga oleh perguruan tinggi lain dan mendatangkan pemasukan bagi ITS nantinya, di samping melayani kebutuhan internal ITS. “Untuk ke depannya Smart Laboratory ini akan semakin ditingkatkan jumlahnya,” pungkasnya. (sen/HUMAS ITS)

Berita Terkait