Kampus ITS, ITS News – Dalam mengatasi permasalahan limbah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berinovasi untuk memanfaatkannya menjadi produk yang lebih bermanfaat. Kali ini, salah satu tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) ITS yang dipimpin IDAA Warmadewanthi, ST. MT. Ph.D berhasil mengolah limbah cangkang kerang dan perut ikan menjadi makanan ikan berupa pelet yang diberi nama TI-Rang.
Menurut Warmadewanthi, kandungan kalsium yang cukup besar pada limbang cangkang kerang dan adanya kandungan protein pada limbah perut ikan menjadi alasan kuat untuk dimanfaatkan menjadi pelet. Dengan ditambahkan bekatul dan vitamin, pelet tersebut sangat berguna untuk pertumbuhan ikan.
Dosen Departemen Teknik Lingkungan tersebut menjelaskan, ada beberapa proses untuk mengolah limbah tersebut. Mula-mula, limbah perut ikan direbus untuk menghilangkan baunya dan kemudian dikeringkan. “Sedangkan limbah cangkang kerang cukup dihaluskan saja,” imbuh dosen yang akrab disapa Warma ini.
Kedua bahan tersebut, lanjut Warma, kemudian dicampurkan dengan bekatul, vitamin, dan ragi dengan perbandingan yang telah ditentukan. Setelah proses fermentasi selesai selama satu hari, adonan tersebut dapat dimasukkan ke mesin pencetak pelet.
Perempuan yang juga alumnus ITS ini juga menyatakan, jika satu kilogram TI-Rang bisa dijual seharga Rp 13.000. Saat ini, proses pengolahan limbah cangkang kerang dan perut ikan sudah disosialisasikan ke masyarakat oleh tim Abmas ITS ini.
Dengan dibantu beberapa mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN), sosialisasi tersebut telah dilaksanakan kepada masyarakat di Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, November ini. Hal tersebut lantaran banyak ditemukan limbah cangkang kerang dan perut ikat yang kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Lebih dari hal itu, ITS juga memberikan mesin pencacah dan pengaduk limbah kulit kerang kepada masyarakat yang mayoritas berprofesi nelayan untuk mempermudah proses pembuatan TI-Rang. “Sehingga diharapkan nelayan tetap bisa mendapatkan penghasilan ketika tidak bisa melaut karena cuaca buruk,” ungkapnya.
Terakhir, Warma menceritakan jika sebetulnya program ini juga bekerja sama dengan National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) sejak April lalu. Namun pandemi Covid-19 membuat mahasiswa NTUST tidak dapat datang ke Indonesia untuk melaksanakan program tersebut. (sof/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Rangkaian penutupan kegiatan Manajemen Bisnis Festival (MANIFEST) disuguhkan dengan penuh makna. Melalui talkshow, acara
Kampus ITS, ITS News — Nelayan kerang kini dihadapkan pada tantangan serius akibat menumpuknya limbah cangkang kerang yang terus
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru
Kampus ITS, ITS News — Untuk tingkatkan kualitas maggot, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan metode untuk meningkatkan