Kampus ITS, ITS News — Tak melulu akademik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kali ini membuka kesempatan bagi mahasiswanya untuk mengembangkan usaha mereka secara mandiri. Melalui Inkubasi Startup Inovatif (INSTAIN) yang diselenggarakan Kamis (26/11) lalu, Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST) ITS membagikan kiat-kiat membangun branding perusahaan rintisan (startup) guna menciptakan value dan bersaing dengan kompetitor.
Mengusung tema Branding Bagi Startup, kegiatan yang sudah terselenggara sebanyak sembilan kali ini memberi pemahaman terkait istilah branding yang sering disalahartikan dengan marketing (pemasaran) dan selling (penjualan). Radityo Suryo Hartanto ST, salah satu pembicara menjelaskan bahwa branding, marketing, dan selling merupakan tiga hal yang berbeda. Marketing sendiri mengacu pada market share, yang mana merupakan persentase dari total penjualan dalam suatu industri yang dihasilkan oleh perusahaan tertentu.
CEO PAP Brand Partner ini juga menerangkan bahwasanya manfaat fisik dari branding dapat berupa permintaan, penawaran, pangkalan data kontak, dan traffic. Sedangkan, selling lebih berfokus pada hasil penjualan atau omzet dibandingkan menonjolkan image. “Branding sendiri lebih menonjolkan value atau personality yang memiliki manfaat fisik berupa closing, repeat order, dan pelanggan baru,” imbuh Radit.
Tidak sampai di sana, sekretaris umum Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) tersebut juga menyertakan keterangan bahwa selain memiliki manfaat emosional berupa loyalitas, reputasi atau pride, dan juga kepercayaan, branding juga merupakan aset yang tak berwujud (intangible asset). “Brand adalah peran. Branding adalah atribut dan langkah membangun peran,” ungkap laki-laki kelahiran 1985 tersebut.
Bagi pengusaha perusahaan rintisan, branding sangat dibutuhkan sebagai identitas dan mereka dan untuk bisa menumbuhkan pembeda di antara para pengusaha yang lain. “Branding membantu orang mengidentifikasi produk maupun organisasi atau perusahaan, branding membuat beda antara produk dengan kompetitornya,” terang alumnus SMA Negeri 2 Surabaya itu.
Selain itu, laki-laki berusia 35 tahun tersebut juga mengungkapkan bahwa branding juga bisa digunakan untuk memposisikan suatu barang (positioning). Dari presentasinya, Radit menjelaskan bahwa positioning dapat membantu konsumen memilih produk yang digunakan dengan mudah. Fungsi branding yang lain adalah sebagai nilai dan sebuah kepercayaan.
Lebih lanjut, Radit mengungkapkan, untuk membangun branding ada satu langkah penting yang harus dilewati. Langkah tersebut adalah mulai mengidentifikasi pelanggan. Di akhir materi, ia menyerukan kepada peserta untuk membuat identitas dengan mulai mengomunikasikan pemikiran mereka dengan pelanggan. “Brand bukanlah apa yang anda katakan tentang bisnis anda, tetapi apa yang orang lain (pelanggan, red) lihat dan rasakan,” pungkasnya. (*)
Reporter: jev
Redaktur: Dzikrur Rohmani Zuhkrufur Rifqi Muwafiqul Hilmi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan