Surabaya, ITS News – Peningkatan jumlah penduduk Kota Surabaya ikut menaikkan jumlah timbunan sampah yang berbahaya bagi lingkungan. Jika tidak diolah dengan baik, sampah tersebut dapat memicu bencana bagi alam, dan kehidupan manusia. Untuk itu, dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang tergabung dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat (Abmas), menyelenggarakan kegiatan pelatihan pengolahan sampah untuk mengurangi jumlah sampah Kota Surabaya yang belum terolah.
Ketua Tim Abmas, Ummi Fadlilah Kurniawati ST MSc, menjelaskan bahwa pengelolaan sampah di Kota Surabaya masih sebatas pengumpulan dan berakhir menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Oleh sebab itu, upaya penanganan sampah mulai dari pengangkutan, hingga pengolahan perlu ditingkatkan. “Kunci dari pengelolaan sampah yang baik adalah pemisahan antara jenis sampah yang satu dengan jenis sampah yang lain,” ujar wanita yang kerap disapa Ummi.
Lebih lanjut, Ummi menegaskan, pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, partisipasi masyarakat mutlak diperlukan. Oleh sebab itu, meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya proses pemilahan dan pengolahan sampah secara langsung menjadi penting untuk dilakukan. “Berkaitan dengan hal ini, tim Abmas ITS bekerja sama dengan Yayasan Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS) dalam menyelenggarakan program edukasi masyarakat,” tambahnya.
Program edukasi yang diselenggarakan adalah pelatihan pemilahan dan pengolahan sampah rumah tangga. Pelatihan ini melibatkan tujuh komunitas bank sampah yang dikemas dalam metode pelaksanaan capacity building. Metode ini dipilih untuk membantu komunitas dalam mengidentifikasi permasalahan pengolahan sampah, dengan menambah wawasan untuk memecahkan masalah. Untuk memaksimalkan hasil, pelatihan ini dilaksanakan dalam bentuk seminar edukasi dan pelatihan.
Seminar yang dikemas secara daring berfokus pada pengenalan jenis sampah, dan cara mengolahnya dengan bantuan studi kasus di Jepang. Melalui seminar ini, diketahui bahwa pengolahan sampah tidak cukup dilakukan dengan pemisahan jenis. Perlu adanya pengolahan agar sampah bisa menjadi barang yang lebih bermanfaat, seperti ecobrick dan kompos. “Kami pun memberi pelatihan pembuatan ecobrick dan kompos, karena dapat dilakukan pada skala rumahan,” ujarnya.
Sebagai informasi, pengabdian masyarakat ini merupakan bentuk kerjasama Ummi dengan tiga dosen dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS. Yakni, Vely Kukinul ST MT MSc, Surya Hadi Kusuma ST MT, dan Dr Ir Eko Budi Santoso LicRerReg. Selain itu, dijalin pula kerjasama dengan alumni PWK ITS, dan dosen lintas kampus dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Serta, turut melibatkan mahasiswa dari Departemen Teknik Lingkungan untuk pembuatan video pelatihan.
Meski seluruh kegiatan pengabdian masyarakat harus diselenggarakan secara daring, tak lantas menyurutkan semangat Tim Abmas dalam menebar ilmu dan manfaat bagi masyarakat. Ummi berharap, dengan terselenggaranya kegiatan ini, dapat mengurangi jumlah timbunan sampah organik dan anorganik. “Sehingga, proses pengolahan sampah berkelanjutan bisa dimulai dari skala terkecil, seperti rumah tangga,” pungkasnya. (aje/hen)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan