ITS News

Rabu, 02 Oktober 2024
15 Desember 2020, 14:12

Abmas ITS Edukasi Bahaya Social Engineering pada Masyarakat

Oleh : itsdil | | Source : ITS ONLINE

Para peserta webinar saat berfoto bersama

Kampus ITS, ITS News –  Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat melakukan beberapa kegiatan secara daring. Namun, tak banyak yang tahu bahwa kegiatan yang dilakukan secara daring memiliki potensi tindak kejahatan berbentuk social engineering. Untuk memberikan edukasi dan mencegah bahaya social engineering, Tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan sosialisasi pada masyarakat.

Ketua Tim Abmas, Eko Wahyu Tyas Darmaningrat SKom, menjelaskan bahwa Social engineering sendiri menurut Tyas merupakan salah satu kejahatan teknologi yang memanfaatkan interaksi dengan seseorang. Bentuknya berupa pengambilan data pribadi yang dilakukan oleh orang tidak dikenal dengan menyamar sebagai pihak resmi, atau mengirimkan pesan gangguan pada seseorang. “Ini adalah sebuah ancaman yang serius,” ungkapnya.

Lulusan Universitas Brawijaya ini melanjutkan, pada sosialisasi yang dikemas dalam bentuk webinar nasional tersebut, dipaparkan lima teknik social engineering yang kerap dilakukan untuk mengambil informasi pribadi seseorang. Di antaranya adalah phishing, piggybacking, tailgating, shoulder surfing, dan dumpster diving. “Kelimanya merupakan teknik pelaku dalam mengganggu korban,” ujarnya. 

Perempuan yang kerap disapa Tyas ini membeberkan bahawa teknik phising dilakukan oleh pelaku dengan menyamar sebagai pihak terpercaya. Selanjutnya pada teknik piggybacking, pelaku akan mengikuti korban secara terang-terangan. “Sedangkan, tailgating sendiri serupa dengan piggybacking, namun dilakukan secara diam-diam,” paparnya.

Kemudian, teknik shoulder surfing dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada korban, dan biasa dilakukan di keramaian. Terakhir, teknik dumpster diving merupakan modus pelaku dalam menggali sampah untuk mencari informasi pribadi calon korban. “Kita harus selalu waspada karena ada banyak cara yang dapat dilakukan seseorang untuk mencari tahu informasi pribadi kita,” imbuhnya.

Sebagai langkah pengamanan, Tyas dan tim memberikan simulasi praktik pencegahan modus-modus social engineering. Simulasi yang dilakukan berupa cara menyimpan informasi di tempat yang aman, serta cara mengatur privasi pada telepon seluler dan berbagai media sosial. “Yang terpenting adalah kita tidak sembarangan memberi data pribadi terhadap orang yang dikenal,” ungkapnya.

Melalui webinar yang digelar bulan Oktober tersebut, Tyas berharap agar masyarakat lebih peduli dengan bahaya social engineering. Tidak hanya itu, Ia juga ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melindungi informasi pribadi yang mereka miliki. “Semoga para peserta yang hadir dalam webinar ini dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya untuk mencegah bahaya social engineering,” harapnya. 

Sebagai informasi, selain Tyas, ada juga Tony Dwi Susanto PhD Anisah Herdiyanti SKom MSc, Feby Artwodini Muqtadiroh SKom MT, Ir Achmad Holil Noor Ali MKom, Hanim Maria Astuti SKom MSc, dan Dr Apol Pribadi Subriadi ST MT yang tergabung dalam Tim Abmas ini. Tak ketinggalan, barisan mahasiswa seperti Dhevie Erlintania, Febrine Deva Afriwinata Jati, Goldio Ihza Perwira Nirvana, Muhammad Alif Noor Febriasyach, Gandhi Sury Buana, dan Hanifan Muhayat turut andil dalam kegiatan yang diikuti kalangan umum ini. (dil/hen)

Berita Terkait