Kampus ITS, ITS News – Masa pandemi Covid-19 bukanlah halangan bagi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk terus berinovasi. Seperti halnya yang dilakukan oleh dua mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS yang berhasil menggagas sebuah kapal jukung ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi ombak laut.
Kedua mahasiswa tersebut adalah Ayunda Iga Indraswari dan Muhammad Arif Billah. Mereka berhasil membuat inovasi kapal tenaga ombak yang diberi nama Katopo. “Nama ini memiliki kepanjangan yaitu kapal dengan sumber energi PLTO-Naga Air dan Sel Photovoltaic,” ungkap Ayunda.
Ayunda menjelaskan bahwa inovasi memanfaatkan energi ombak laut sebagai energi penggerak kapal yang sistemnya diintegrasikan pada cadik. Pembangkit Listrik Tenaga Ombak (PLTO) ini menggunakan sistem terapung yang ditambat dan terdiri dari beberapa struktur yang saling bersambungan berbentuk silinder terapung (ponton) dengan penyambung fleksibel (batang hidrolik).
Dengan melihat peningkatan perkembangan hasil tangkapan ikan laut di Banyuwangi, tentu saja hal ini tak terlepas dari peran para nelayan daerah yang berlayar mencari ikan. “Khususnya di Kecamatan Muncar itu sendiri sudah tercatat ada 9.846 nelayan aktif,” jelas Ayunda, mahasiswa asal Banyuwangi.
Berdasarkan laporan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi mengungkapkan bahwa sebagian besar kapal nelayan di Muncar masih menggunakan mesin motor berbahan bakar BBM. Lalu nelayan juga menyiasatinya dengan memodifikasi mesin kapal agar dapat menggunakan campuran bahan bakar dengan perbandingan tertentu.
Perilaku nelayan yang sering membuang sisa-sisa bahan bakar juga sangat berpotensi menyebabkan pencemaran, sehingga menurunkan kualitas perairan di pelabuhan. Berangkat dari permasalahan tersebut, Ayunda dan Arif berfikir untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang ditimbulkan dari pembuangan minyak ke laut. “Yakni dengan mengganti kapal berbahan bakar BBM dengan kapal berenergi ombak laut, karena tidak berdampak buruk bagi lingkungan,” terang Ayunda.
Katopo yang memanfaatkan energi ombak laut sebagai penggerak kapal memiliki tinggi dan periode gelombang tidak tetap. Sehingga mereka mengkombinasikannya dengan energi surya. Diawali dengan energi dari ombak diubah menjadi energi listrik dan disimpan di dalam baterai atau aki. Kemudian, sel surya pada bagian atap kapal juga akan menghasilkan energi tambahan pada mesin sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penggerak motor kapal nelayan.
Berkat inovasi yang dinilai bermanfaat bagi lingkungan ini, kedua mahasiswa ini telah berhasil mendapat pengakuan sebagai jawara di kompetisi esai yang diselenggarakan UPN Veteran Jawa Timur, bebrapa waktu lalu. Mereka menulis sebuah esai berjudul Katopo: Inovasi Kapal Jukung Ramah Lingkungan di Perairan Muncar Banyuwangi dengan Sumber Energi PLTO-Naga Air dan Sel Photovoltaic pada Cadik dan Atap Kapal Guna Mewujudkan SDGS 2030.
Lewat inovasi yang dinilai ramah lingkungan dan tidak memakan banyak biaya ini, Ayunda berharap Katopo dapat memperbaiki kualitas perairan di Indonesia. “Selain itu, mampu menambah kualitas hidup nelayan dan menumbuhkan kesejahteraan kehidupan nelayan di Indonesia khususnya Banyuwangi,” pungkasnya penuh harap. (naj/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan