ITS News

Minggu, 17 November 2024
22 Desember 2020, 17:12

Mahasiswa ITS Desain Jembatan Penghubung di Ibu Kota Baru

Oleh : itsmis | | Source : www.its.ac.id
Para anggota tim MAPS-19 ITS saat mempresentasikan secara virtual jembatan karyanya pada ajang Dynamic Load Bridge Competition (DLBC) 2020

Para anggota tim MAPS-19 ITS saat mempresentasikan secara virtual jembatan karyanya pada ajang Dynamic Load Bridge Competition (DLBC) 2020

Kampus ITS, ITS News – Inovasi membanggakan kembali dihasilkan oleh mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Kali ini, giliran kolaborasi tim yang terdiri dari tiga mahasiswa asal Departemen Teknik Sipil dan Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS yang berhasil merancang desain jembatan penghubung untuk diimplementasikan di ibu kota baru yang ada di Kalimantan Timur.

Ketiga mahasiswa tersebut tergabung dalam tim MAPS-19. Tim ini bekerja sesuai pembagian tugas antara lain Yohanes Hadi Saputra mengerjakan perhitungan struktur dan desain 3D, Christian Bagaskara bertugas menyusun laporan dan edit video, sedangkan Arlo Al Rezza merancang desain 2D. Dengan cara itu, mereka berhasil menyelesaikan karyanya dalam waktu satu bulan.

Ketua tim, Yohanes Hadi Saputra, menjelaskan bahwa inovasi rancangan jembatannya ini berangkat dari isu pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur. Hal ini menyebabkan perlunya dilakukan pembangunan infrastruktur, salah satunya adalah jembatan sebagai penghubung antartempat. Namun, jembatan yang ada saat ini masih terlihat sederhana dan seadanya. “Makanya diperlukan desain jembatan yang modern dan futuristik untuk mendukung ibu kota baru nanti,” terang Yohanes.

Ketua tim MAPS-19, Yohanes Hadi Saputra saat menunjukkan desain Jembatan Mulawarman buatan timnya

Ketua tim MAPS-19, Yohanes Hadi Saputra saat menunjukkan desain Jembatan Mulawarman buatan timnya

Sambung Yohanes, jembatan rancangannya ini berbeda dengan jembatan pada umumnya. Ia menjelaskan bahwa rancangan jembatan miliknya menambahkan gelagar memanjang yang digunakan untuk memusatkan gaya menuju titik buhul (titik simpul). “Efeknya adalah defleksi pada jembatan menjadi kecil,” terangnya.

Selain itu, Yohanes mengungkapkan, jembatan rancangan timnya juga mengaplikasikan struktur jembatan menggunakan pelat tipe orthotropic. Pelat tipe ini dalam dunia konstruksi Indonesia jarang digunakan, sebab pelat tipe orthotropic terbuat dari material baja yang memiliki kekakuan berbeda dengan tipe lainnya.

Sehingga, lanjut Yohanes, rusuk pada pelat tersebut dapat mendistribusikan beban terhadap gelagar memanjang dengan maksimal. “Fungsinya untuk mempermudah proses konstruksi dan memperingan struktur jembatan di keadaan sebenarnya nanti,” paparnya.

Anggota tim MAPS-19, Christian Bagaskara saat menunjukkan desain Jembatan Mulawarman buatan timnya

Anggota tim MAPS-19, Christian Bagaskara saat menunjukkan desain Jembatan Mulawarman buatan timnya

Lebih lanjut menurut Yohanes, jembatan rancangan tim MAPS-19 ini telah berhasil memiliki keefisienan struktur jembatan yang lebih baik. Mereka berhasil mendesain jembatan dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan tipe pembebanan jembatan yang tepat yakni lebih kecil dari jarak antar axle kendaraan. “Sehingga kekuatan jembatan yang kami rancang kami rasa lebih kuat dibanding dengan jembatan yang ada saat ini,” klaimnya.

Tak hanya itu, pada jembatan buatan timnya ini, Yohanes menuturkan bahwa timnya menyertakan juga alat penerang bertenaga energi terbarukan. Penerangan bertenaga energi terbarukan pada jembatan ini direncanakan menggunakan lampu yang memanfaatkan energi dari solar panel. “Harapannya jembatan kami juga dapat memenuhi kebutuhan energi secara mandiri nantinya,” tambahnya.

Mahasiswa angkatan 2017 ini memberi nama jembatan rancangannya dengan sebutan Jembatan Mulawarman. Nama ini terinspirasi dari Raja Mulawarman dari sejarah Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur yang memiliki kedermawanan dengan menyedekahkan 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana untuk hajat hidup orang banyak. “Sehingga dari filosofi tersebut, kami harapkan juga jembatan ini dapat berguna bagi banyak orang ke depannya,” tuturnya.

Anggota tim MAPS-19, Arlo Al Rezza saat menunjukkan desain Jembatan Mulawarman buatan timnya

Anggota tim MAPS-19, Arlo Al Rezza saat menunjukkan desain Jembatan Mulawarman buatan timnya

Kerja keras tim bimbingan Dr Candra Irawan ST MT tersebut kini telah membuahkan hasil. Desain rancangan jembatan garapan tim MAPS-19 tersebut telah berhasil menyabet juara pertama pada kompetisi Dynamic Load Bridge Competition (DLBC) yang diselenggarakan oleh ITS, beberapa waktu lalu. Mereka berhasil menjadi yang terbaik dalam perencanaan prototype jembatan dengan menggunakan bahan kayu pada pembebanan jembatan dengan menggunakan beban berjalan.

Di akhir, mahasiswa kelahiran Sidoarjo ini berharap desain rancangan jembatan timnya tersebut dapat turut berkontribusi dalam dunia konstruksi di Indonesia, khususnya untuk rencana pemindahan ibu kota Indonesia. Yohanes juga menyebutkan bahwa tujuan inovasinya bukan untuk menjadi juara dalam kompetisi, namun lebih untuk berpikir kritis dan bekerja sama dalam mengaplikasikan inovasinya dalam dunia konstruksi yang sebenarnya. “Sehingga saya harap rancangan kami bisa direalisasikan nantinya,” pungkasnya. (bob/HUMAS ITS)

Berita Terkait