Kampus ITS, ITS News — Menjadi seorang mahasiswa di perguruan tinggi tentunya harus mampu berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat. Hal ini membuat beberapa mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membantu EnP Petro Ltd sebagai perusahaan fiktif dalam menentukan penawaran yang sesuai untuk dua buah ladang marjinal.
Adalah Ferrel Hamonangan, Kevin Fausta Rajendratama, dan Geniara Abi Ramadito sebagai anggota yang tergabung dalam sebuah tim yang bernama The Purnomo. Mereka berhasil menjawab tantangan dari Society of Petroleum Engineers (SPE) University of Petroleum and Energy Studies (UPES) India guna membantu EnP Petro Ltd untuk menawar dua buah ladang marjinal.
Ketua tim, Anargya Agrapradanandika Anindya Simson, mengatakan bahwa berdasarkan pandangan energi global maka sumber energi utama pada sebagian besar negara saat ini masih berasal dari energi konvensional seperti minyak dan gas. Meskipun begitu, sumber energi tersebut suatu saat pasti akan habis.
Oleh karena itu, salah satu cara terbaik untuk membantu memenuhi kebutuhan minyak dan gas bumi adalah dengan mengeksplorasi ladang-ladang marjinal. “Hal inilah yang membuat EnP Petro Ltd telah memutuskan untuk menawar dua ladang marjinal untuk ditempatkan,” ujar Argi, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Argi mengungkapkan bahwa untuk memenangkan ini, EnP Petro harus menghasilkan kerangka penilaian yang sesuai dan mencakup nilai dasar. Tidak hanya itu, mereka juga harus memperhatikan aspek sensitivitas. “Sensitivitas yang dimaksud tersebut seperti operating expense (opex), modal, produksi, dan harga,” jelasnya.
Untuk menjawab hal tersebut, Ia dan timnya melakukan perhitungan dan analisis dengan menggunakan beberapa spreadsheet. Salah satunya adalah penghitungan pendapatan kedua ladang berdasarkan harga migas saat ini, data produksi, dan rata-rata tingkat inflasi India dalam lima tahun terakhir sebagai acuan inflasi. “Selanjutnya adalah membuat lembar opex yang dengan memperhitungkan biaya tetap dan variabel,” jelas mahasiswa asal Jakarta ini.
Setelah proses tersebut, Argi dan timnya membuat roll forward sheet aset tetap sebagai laporan laba rugi. Tidak hanya itu, mereka juga membuat laporan arus kas. “Laporan ini dapat membantu kami menghitung Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) akhir dari kedua ladang tersebut,” imbuhnya.
Berkat inovasi tersebut, tim The Purnomo berhasil meraih juara satu dalam ajang Industry Delve Case Study Competition Oktober lalu. Perhitungan yang sangat rinci, spesifik, dan akurat diyakini menjadi nilai positif yang membawa tim ini menjadi juara. “Kami menghitung hingga ke nilai inflasinya,” paparnya.
Alumnus SMA Kolese Gonzaga ini berharap agar perhitungannya dapat membantu EnP Petro Ltd dalam menjawab nilai tawar yang sesuai. Selain itu, Ia juga berharap agar dapat terus membantu memecahkan permasalahan masyarakat lewat inovasi-inovasi lain. “Semoga kedepannya kami bisa terus bekerja sama dalam tim,” pungkas Argi.*
Reporter: Nadila Wulan Cahyani
Redaktur: Luthfi Fathur Rahman
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan