Sosialisasi mengenai penerapan pengawasan konstruksi secara daring yang diikuti lebih dari 200 UMKM
Kampus ITS, ITS News – Peningkatan kasus positif Covid-19 memaksa berbagai sektor untuk terus berinovasi, tak terkecuali pada sektor konstruksi. Untuk mencegah penyebaran Covid-19 di bidang ini, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), mengenalkan metode pengawasan konstruksi bangunan secara digital.
Dalam sosialisasinya, Ketua Tim KKN, Ansachul Balaya, pengawasan secara daring tersebut sangat diperlukan untuk mengurangi penyebaran Covid-19 di kalangan pekerja. “Pasalnya, hal tersebut mampu mengurangi kontak fisik antara pengawas proyek dengan pekerja lapangan,” terangnya.
Dengan adanya sistem tersebut, pemuda yang akrab disapa Aan ini menyatakan, pelaporan progres proyek cukup dilakukan oleh pekerja lapangan. Caranya, dengan mengirim foto, video, dan beberapa isian melalui aplikasi daring. “Saat itu juga, kemajuan proyek bisa diketahui dengan cepat dari jarak jauh oleh pimpinan proyek,” tutur mahasiswa Departemen Teknik Sipil (DTS).
Selanjutnya, berdasar pada laporan tersebut, dapat segera dilakukan analisa progres, kebutuhan tenaga kerja, kedatangan dan pemakaian material dan peralatan, serta kendala dan tindak lanjutnya. “Sehingga sistem pengawasan bisa menjadi lebih efisien,” ucapnya.
Progresi.co.id, salah satu platform yang menyediakan fitur pengawasan konstruksi secara daring
Aan menambahkan, salah satu platform yang memiliki sistem tersebut ialah progresi.co.id. Platform ini sendiri menawarkan fitur pengawasan daring yang meliputi laporan kemajuan dalam perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan konstruksi yang dilakukan oleh pimpinan proyek.
Dalam meningkatkan fungsinya, progresi.co.id juga bekerjasama dengan Laboratorium Manajemen Konstruksi DTS-ITS. “Perkembangan platform tersebut saat ini masih diuji coba pada salah satu perusahaan konstruksi,” ungkapnya.
Sebagai informasi, penerapan sistem pengawasan konstruksi secara digital ini telah berhasil disosialisasikan kepada lebih dari 200 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergerak pada bidang konstruksi dan properti. “Harapannya, sistem tersebut bisa bermanfaat dalam bidang pengawasan maupun perencanaan proyek,” akunya.(*)
Reporter: Sofyan Abidin
Redaktur: Heny Tri Hendardi