Kampus ITS, ITS News – Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat menjadi salah satu penopang utama perekonomian Indonesia. Namun, upaya pengembangannya masih belum dilaksanakan secara optimal. Sebagai bentuk solusi permasalahan tersebut, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas sebuah aplikasi bernama Loka.lan.
Ialah Fikri Auliya Rahman, mahasiswa pencetus aplikasi Loka.lan itu mengaku bahwa ide tersebut berawal dari perhatiannya terhadap sebuah pasar lokal digital yang ada di kota asalnya. Di sana, tidak tampak adanya aktivitas pemasaran dari para penjual. “Padahal, pasar itu telah dikelola oleh pemerintah,” ungkap mahasiswa asal Blitar itu.
Namun dilain sisi, ia mengaku menemui keresahan yang dialami oleh pelaku UMKM di masa pandemi ini. Diantaranya pemutusan hubungan kerja, pemulangan karyawan, dan sebagainya. “Saya berkesempatan untuk melakukan wawancara kepada beberapa pelaku UMKM di Blitar terkait tanggapan mereka terhadap kondisi pasar yang dialami,” jelas mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS itu.
Oleh karena itu, Fikri berinisiatif untuk menggagas sebuah pasar lokal digital berbasis aplikasi yang dapat menjadi sebuah wadah bagi para UMKM lokal di Indonesia agar dapat menjajakan produknya di sana. “Loka.lan bertujuan untuk menampung UMKM di daerah masing-masing dan mentransformasikannya ke dalam dunia digital,” ungkapnya dalam vlog yang ia buat.
Melalui aplikasi tersebut, para pelaku UMKM dapat memasarkan berbagai variasi produk yang dimiliki, seperti makanan, jajanan, kerajinan, pakaian, dan sebagainya. Informasi seputar produk sendiri akan disuguhkan secara detail dan terbagi dalam dua submenu, yakni produk lokal dan produk nasional. Keduanya memiliki perbedaan pada cakupan wilayah penjualan. “Itulah yang menjadi keunggulan aplikasi ini, lebih spesifik mewadahi UMKM lokal dan dapat mengunggulkan produk daerah masing-masing,” jelas alumnus SMPN 1 Blitar itu.
Tidak hanya dilengkapi fitur-fitur menarik, penggunaan aplikasi inipun dinilai cukup mudah. Masyarakat pembeli hanya perlu mencantumkan alamat email dan nomor telepon untuk mendaftar, kemudian aplikasi tersebut akan melacak lokasi pembeli untuk memudahkan mereka dalam pencarian produk lokal yang diinginkan di daerahnya.
Selain itu, pembeli juga dapat melihat nama-nama pasar di daerahnya dan dapat mengecek harga bahan baku yang dijual di sana. “Dengan demikian, pembeli dapat menentukan strategi dengan membandingkan harga,” ungkapnya.
Meskipun masih berupa gagasan, namun ide tersebut berhasil meraih Juara 1 pada kompetisi Manufest 2020 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Manajemen Universitas Pertamina pada Oktober 2020 lalu. Mahasiswa kelahiran 2002 itu berharap, inovasinya dapat dikembangkan menjadi sebuah aplikasi jadi sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya. “Diharapkan dapat membantu pelaku UMKM dan dapat dikelola lebih lanjut oleh pemerintah,” pungkasnya. (*)
Reporter: ion12
Redaktur : Wening Vio Rizqi Ramadhani
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperkuat nilai-nilai toleransi dan harmoni di tengah keberagaman
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) resmikan Computer
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang