Kampus ITS, ITS News – Teknologi memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Sejalan dengan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, teknologi menjadi pilar untuk membangun masyarakat yang lebih sejahtera. Melalui Guest Lecture Series on SDGs yang dilaksanakan pada Rabu (10/3), teknologi menjadi solusi efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
Saat ini, penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman nyata karena tingginya tingkat risiko kematian. Namun perawatan kardiovaskular di Indonesia masih belum terpenuhi secara merata. Dr Gindo Tampubolon dari University of Manchester memaparkan bahwa hal ini dikarenakan persebaran rumah sakit dan dokter yang hanya terpusat di Pulau Jawa. “Padahal persentase risiko terkena penyakit kardiovaskular antara pedesaan dan perkotaan masih sangat tinggi,” ujar lelaki berkacamata ini.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Gindo dan tim berhasil memanfaatkan teknologi untuk membuat aplikasi SMARThealth. Aplikasi ini dapat mengolah informasi mengenai tekanan darah, gula darah, kadar kolesterol, serta tinggi dan berat badan seseorang. “Melalui analisis data tersebut, tingkat risiko penyakit kardiovaskular dapat diketahui dengan cepat,” jelasnya lebih lanjut.
Menurutnya, aplikasi ini berperan efektif untuk deteksi dini dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan aplikasi ini memudahkan pengguna untuk mengakses dan mengetahui hasil analisis secara cepat. Tidak hanya itu, aplikasi ini juga terhubung dengan sistem digital e-puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia. “Sehingga masyarakat tidak perlu pergi ke rumah sakit atau puskesmas,” tambahnya.
Selain memanfaatkan aplikasi, pengembangan teknologi kesehatan di masa depan juga bisa memanfaatkan sistem kecerdasan buatan. Hal ini disampaikan oleh dosen dari Departemen Teknik Elektro Dr Ir Djoko Purwanto M Eng, yang menjelaskan peran kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam dunia kesehatan. “AI dapat digunakan untuk mendiagnosis suatu penyakit secara efisien dan mengurangi adanya kesalahan analisis,” papar Djoko.
Alumnus Keio University ini menjelaskan bahwa AI dijalankan oleh mesin berperilaku cerdas yang memuat perangkat lunak. Teknologi ini juga dapat dimanfaatkan dalam pengumpulan dan pengolahan data medis. “AI dapat berperan dalam pengembangan robot asisten pada saat dokter melakukan operasi,” papar Djoko.
Pada aplikasinya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sudah memanfaatkan teknologi AI pada robot RAISA. Produk kolaborasi ITS dengan Universitas Airlangga ini digunakan untuk mengurangi kontak antara tenaga medis dan pasien Covid-19. Melihat perkembangannya, AI memiliki peran besar dalam pengembangan teknologi kesehatan di masa depan. “Oleh karena itu, aplikasi digital dan AI dapat terus dikembangkan agar bermanfaat untuk masyarakat luas,” pungkas Djoko penuh harap. (*)
Reporter: ion5
Redaktur: R. Aj. Mutia Arih M. R.
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan