Kampus ITS, ITS News – Perkembangan teknologi digital yang pesat saat ini menyebabkan tingkat kerawanan peretasan data pribadi melalui internet semakin tinggi. Merespon hal tersebut, Departemen Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan webinar untuk memberikan edukasi mengenai bahaya peretasan data dan cara pengamanannya.
Salah satu pemateri dalam webinar ini, Muhammad Shifa Zulfikar, menuturkan bahwa sistem keamanan sangat penting untuk diperhatikan dalam bidang teknologi. Hal ini merupakan suatu dampak dari kebutuhan digitalisasi yang semakin kompleks. “Dari kenyataan tersebut, masih banyak terjadi ancaman peretasan dan kebocoran data perorangan maupun kelompok,” jelasnya.
Ia pun mengungkapkan bahwa saat ini ada sekitar lebih dari 60 persen kasus kebocoran data yang berbentuk peretasan data identitas diri seseorang. Bocornya data penting tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindak kejahatan. “Kebocoran data ini pun sebenarnya tidak hanya berasal dari pihak eksternal saja, tapi juga bisa dari pihak internal,” tutur Shifa, sapaan akrabnya.
Salah satu industri yang paling rawan terdampak kebocoran data adalah industri kesehatan dan keperawatan. Alasan terbesarnya adalah karena pada industri tersebut banyak memuat data pengguna yang sangat lengkap seperti data diri, asuransi, rekening, hingga data medis. “Makanya dalam industri ini sangat perlu diperhatikan masalah keamanannya,” terang COO PT Global Inovasi Siber Indonesia ini.
Dampak yang ditimbulkan dari kebocoran data pengguna ini pun tidak bisa dianggap sepele. Tersebarnya data pribadi bersifat rahasia ke publik akan menimbulkan rasa tidak percaya dari masyarakat kepada individu atau organisasi tersebut. Dampak lainnya adalah menjadikan suatu bisnis menjadi kurang berkembang karena kompetitor akan mengambil kesempatan lewat kelemahan yang didapat dari data yang bocor.
Digit Oktavianto, pemateri lain pada webinar ini, menambahkan bahwa seorang peretas dapat melakukan pembobolan suatu keamanan data hanya dengan satu celah. “Entah itu celahnya dari sisi aplikasi, sisi konfigurasi dalam server, melalui database, atau apapun itu,” tegas Manajer Konsultan Keamanan Informasi PT Mitra Integrasi Informatika ini.
Ia pun menjelaskan perlunya dilakukan perburuan ancaman siber secara berkala. Hal ini untuk menangkal dan menemukan ancaman yang akan atau telah bersarang dalam infastruktur penyimpanan data. Lanjutnya, langkah awal dalam melakukan pemburuan ancaman siber ini dapat dilakukan dengan mengusai fundamental dalam sistem keamanan data informasi digital, seperti operating system, network, dan application.
Webinar ini juga menghadirkan Kepala engineer di PT Telkom Indonesia, Wuriyanto Musobar. Ia menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang SSL Pinning dalam aplikasi ponsel. Wuri, sapaan akrabnya, mengutarakan bahwasanya SSL Pinning digunakan sebagai bentuk perlindungan dari serangan atau peretasan pihak luar ketika aplikasi ponsel itu terhubung dengan server.
Webinar yang bertajuk “AraTalk Cyber Security” ini sendiri merupakan rangkaian pembuka dari perhelatan besar A Renewal Agent (ARA). ARA merupakan rangkaian kegiatan yang digagas oleh Departemen Teknologi Informasi ITS untuk mengedukasi tentang keamanan siber dan pengenalan bidang keahlian keamanan siber kepada masyarakat luas. (*)
Reporter: ion 1
Redaktur: Septian Chandra Susanto
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan