Kampus ITS, ITS News – Walau sempat harus berhenti sejenak dari kompetisi akibat pandemi, Tim Spektronics Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mampu menunjukkan keunggulannya pada kompetisi tingkat internasional. Kali ini, salah satu tim kebanggaan ITS ini berhasil meraih juara pertama lomba mobil prototipe berbahan bakar reaksi kimia lewat ajang Process Engineering and Energy Days (PGD) 2021 Universitas Indonesia, Sabtu (13/3) lalu.
Tim Spektronics ITS berhasil maju bersama 15 finalis lain, mengalahkan 90 pendaftar lainnya dari mancanegara. Pada kompetisi ini, Tim Spektronics mengirimkan subtim bernama Spektronics OG (Online Generation) yang digawangi oleh Michael Adrian Subagio, Rasyendria Rangga (Teknik Elektro 2018), Delvin Theodorus Hansell (Teknik Kimia 2019), Mahendra Daniswara (Teknik Material Metalurgi 2019), dan Lulu Sekar Taji (Teknik Kimia Industri 2019).
Spektronics OG mengusung mobil bertenaga proton exchange membrane (PEM) fuel cell yang sangat mungkin untuk direalisasikan. Michael Adrian Subagio, ketua tim, bercerita bahwa perkembangan energi kini telah beralih ke mobil listrik dari mobil berbahan bakar bensin. Ia juga menambahkan, pengisian energi dengan hydrogen relatif lebih cepat dan mampu berjalan lebih jauh dibanding mobil listrik lain.
Tak henti di situ, lanjut Michael, kematangan inovasi tim yang beranggotakan lima orang ini juga nampak pada maksimalnya penggunaan energi. Mereka mampu mengonversi limbah panas hasil produksi hidrogen menjadi sumber tenaga tambahan. Hidrogen yang digunakan pun merupakan hasil reaksi kimia yang mereka susun sendiri dengan kemurnian lebih dari 99 persen.
“Banyak pertimbangan detail yang kami buat melalui inovasi ini, misalnya penstabilan keluaran tenaga listrik. Kami juga memakai mekanisme pemberhentian mobil dengan reaksi iodine clock yang susah untuk distabilkan dan hal itu menjadi tantangan sendiri bagi kami,” papar mahasiswa kelahiran 28 Juli 2000 tersebut.
Di antara 16 finalis yang lolos lainnya, Spektronics OG membawa mobil yang berbeda dari yang lainnya. Menurut Michael, kebanyakan tim lainnya dalam kompetisi tersebut membawa mobil bertekanan dan baterai yang notabene telah lama menjadi sumber energi pilihan mobil prototipe dengan reaksi kimia.
Lomba yang dikhususkan untuk calon process engineer ini diadakan secara daring seutuhnya. Dimulai dari seleksi proposal hingga presentasi karya. Permulaan Tim Spektronics pun tidak berjalan terlalu mulus. Disebabkan pandemi, tahun lalu seluruh lomba prototipe mobil kimia yang hendak diikuti harus dihentikan.
Oleh karenanya, anggota tim yang berasal dari angkatan 2019 masih belum memiliki pengalaman sama sekali. Hingga seminggu sebelum penutupan, Michael dan tim harus mengejar demi menyelesaikan segala berkas administrasi, paper singkat, desain mobil 3D, serta videonya.
Hari utama kompetisi yang diadakan pada Jumat (12/3), menitikberatkan 60 persen penilaian pada presentasi dan 40 persen sisanya pada poster. Ketika itu, kendala yang mereka temui ialah dari aspek ekonomi mobil karyanya. Juri sempat berkomentar tentang mahalnya harga PEM fuel cell yang harus diimpor dari Amerika Serikat.
Akan tetapi, setelah melihat performa dan keawetannya, harga mahal tersebut tentunya sebanding. “Apalagi, fuel cell yang kami pakai ini telah kami gunakan selama tiga tahun dan performanya masih sangat maksimal,” tambah Michael.
Tantangan lain yang dihadapi tim ialah ketika harus memaksimalkan 40 persen penilaian dari poster yang membutuhkan banyak suara. “Namun, karena bantuan yang sangat luar biasa dari tim non-technical Spektronics dengan mengajak teman-teman ITS lainnya, kami mampu menjadi juara di kompetisi Chem-E-Car PGD UI 2021 ini,” ungkap pemuda 21 tahun tersebut.
Ke depannya, Spektronics ITS akan terus berinovasi dan berusaha untuk mengembangkan hasil risetnya ke skala yang lebih besar sehingga dapat diaplikasikan. Michael mengaku, ia juga telah membuat rentetan daftar rencana penelitian bersama tim.
“Harapan kami tentunya semoga kami dapat terus mempertahankan konsistensi gelar juara ini dan dapat berdampak terhadap sekitar. Dukungan dan doa dari segala pihak sangat kami harapkan untuk terus menemani kami dalam mewujudkan inovasi kami,” tutup Michael penuh harap. (HUMAS ITS)
Reporter: ion26
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan