Kampus ITS, ITS News – Departemen Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan webinar membahas peran Internet of Things (IoT) untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045. Dihadiri lebih dari 1800 pelajar dan mahasiswa dari seluruh Indonesia, webinar ini juga mengenalkan peralatan yang dibutuhkan untuk merancang alat berbasis IoT.
Webinar bernama A Renewal Agent Talk (ARATalk) ini menghadirkan Dr I Ketut Agung Enriko ST MSc sebagai pemateri. Ia menyampaikan beberapa pengetahuan dasar mengenai IoT. Menurutnya, IoT merupakan benda yang memiliki sensor atau teknologi lainnya yang terhubung dengan perangkat lain melalui internet. “Dan yang paling utama adalah terjadinya pertukaran data,” jelas Enriko, sapaan akrabnya.
Ia juga menyinggung mengenai pemanfaatan Low-power Wide-area (LoRa) dalam pemaparannya. LoRa sendiri merupakan sistem komunikasi tanpa kabel untuk IoT yang menawarkan komunikasi jarak jauh serta baterai yang tahan lama. “LoRa memiliki jangkauan sinyal yang lebih luas dibandingkan dengan wifi pada umumnya,” tambahnya.
Pria yang sekarang menempati posisi sebagai Senior Manajer IoT Platform di Telkom Indonesia ini mengungkapkan bahwa pemanfaatan IoT dan LoRa sendiri mampu mampu mewujudkan Kota Pintar (Smart City) di Indonesia karena kelebihannya yang luar biasa. “Kelebihannya terletak pada harganya yang terjangkau, daya tahan baterai yang kuat, dan keamanannya yang unik,” tutur pria berkacamata ini.
Perlu diakui saat ini banyak industri di Indonesia masih menggunakan teknologi revolusi industri 3.0. Hal ini menunjukkan ketertinggalan di saat banyak negara lain sudah memasuki era revolusi industri 4.0 bahkan revolusi society 5.0, era yang jauh lebih modern. “Milenial Indonesia harus bisa mengejar ketertinggalan itu agar di tahun 2045 Indonesia dapat mencapai masa emasnya,” harapnya.
Selain memberikan pengetahuan mengenai potensi IoT, webinar ini juga mengenalkan peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam merakit alat berbasis IoT. Anak Agung Duwi Arsana, pemateri kedua dalam webinar ini, mengungkapkan bahwa dalam membuat perangkat berbasis IoT tidak cukup hanya memahami perangkat lunaknya saja. “Perlu pemahaman juga mengenai perangkat keras dan teknisnya ketika membuat perangkat yang lebih kompleks,” tuturnya.
Pria asal Denpasar ini juga ikut meluruskan bahwa teknologi bukanlah hal yang dapat mengancam pekerjaan manusia selama manusia dapat dekat dengan teknologi tersebut. “Daripada merasa terancam, lebih baik kita berdampingan dengan teknologi yang ada agar lebih mudah menyelesaikan pekerjaan,” pungkasnya dengan lugas. (*)
Reporter : Ion 22
Redaktur : Septian Chandra Susanto
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan