Kampus ITS, ITS News — Perkembangan teknologi finansial saat ini tidak hanya ditargetkan untuk meraup keuntungan saja, tetapi juga menjadi alat untuk menopang perekonomian masyarakat Indonesia. Melalui webinar bertajuk Petroleum Integrated Days (Petrolida) Talks 2021 yang diadakan oleh Society of Petroleum Engineers (SPE) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada Minggu (14/3), Hadi Wenas selaku pembicara membahas mengenai teknologi finansial dan pemberdayaan wanita Indonesia.
Teknologi finansial saat ini sudah banyak dimanfaatkan menjadi peluang bisnis, salah satunya yaitu perusahaan Amartha. Perusahaan ini memiliki misi untuk memajukan perekonomian wanita Indonesia. Mengangkat tema Journey towards Prosperity for Everyone Through Women Empowerment, Hadi memaparkan bagaimana pengembangan bisnis di bidang ini. “Kita sepenuhnya memperjuangkan srikandi Indonesia demi kemajuan ekonomi bangsa,” tutur pria yang akrab disapa Hadi ini.
Dalam mengembangkan bisnis teknologi finansial, hal dasar yang harus dilakukan adalah menentukan segmen pasar. Dengan mengetahui target pasar, kita juga akan menemukan perusahaan mana saja yang sekiranya menjadi kompetitor bisnis kita. “Amartha menargetkan masyarakat berpenghasilan rendah dan hampir tidak pernah menemukan kompetitor yang sama-sama bergerak di Peer to Peer Lending (P2P),” ungkap Hadi yang saat ini menjabat sebagai Chief Commercial Officer (CCO) Amartha.
Selain itu, menonjolkan keunikan bisnis yang membedakan dengan perusahaan kompetitor juga sangat penting. Keunikan ini juga akan menarik minat konsumen untuk memilih jasa yang ditawarkan. “Kami menonjolkan tiga keunikan yaitu peminjam hanya boleh wanita, berdomisili di pedesaan, dan hanya boleh digunakan sebagai modal usaha,” terang alumnus Stanford University yang bergelar magister Ilmu Komputer ini.
Poin utama bisnis adalah memiliki program yang jelas, memberikan keuntungan, serta jaminan bagi semua pihak yang terlibat. Amartha sendiri ialah platform yang hanya menghubungkan antara pemberi pinjaman dana dengan peminjam dana. Maka Amartha perlu melakukan survei dan pemantauan ekonomi peminjam dana untuk menghindari penyalahgunaan layanan. “Pemberi pinjaman atau lenders akan mendapat keuntungan melalui bagi hasil dengan platform,” lanjut pria asal Surabaya ini.
Lebih lanjut, perlu diperhatikan bahwa menciptakan program tanpa sosialisasi adalah hal yang sia-sia. Penting bagi perusahaan untuk mau terjun langsung mensosialisasikan mengenai tahapan pendaftaran dan manfaat yang bisa didapatkan dengan menggunakan jasa yang kita tawarkan.
Tidak hanya memberikan pinjaman saja, perusahaan yang bergerak di teknologi finansial ini juga memberikan solusi finansial yang dapat membantu wanita Indonesia melakukan perencanaan keuangan dalam meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengeluaran.
Terakhir, pria yang pernah menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) MatahariMall ini memberikan tips bagi para entrepreneur yang ingin merambah di dunia bisnis startup untuk berani mengambil langkah namun tetap kalkulatif. “Berusahalah semaksimal mungkin dan serahkan hasilnya kepada Tuhan,” pungkasnya. (*)
Reporter : ion16
Redaktur : Luthfi Fathur Rahman
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan