Kampus ITS, ITS News – Departemen Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama PT PANN Maritime Finance mengadakan webinar bertajuk “Professionally Set Your Dream in Maritime Industry into Reality”. Semangat memanfaatkan potensi maritim melalui pengembangan industri kapal coba digaungkan kepada peserta yang hadir.
Pemateri pada acara ini, Anang Pudyo Martantyo, mengutarakan bahwa Indonesia adalah negara yang bisa disebut sebagai miniatur dunia. Hal ini karena Indonesia mempunyai 17.504 pulau dengan terdapat lima pulau besar di dalamnya. Perbandingan tersebut sama seperti jumlah pulau di dunia sebanyak 399 juta termasuk lima benua yang ada. “Ini menjadikan Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia,” ungkapnya.
Direktur PT PANN Maritime Finance ini juga menegaskan bahwa Indonesia tidak dapat disamakan dengan negara kepulauan lain seperti Papua Nugini, Jepang, ataupun Filipina. Hal ini karena sangat jauhnya jarak antar pulau di Indonesia dibandingkan beberapa negara tersebut. “Benar jika disebut nenek moyang kita adalah pelaut, karakter ini yang ingin saya gelorakan lagi,” ujar Anang, sapaan akrabnya.
Ia mengakui bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini masih berpikir bahwa laut adalah pemisah. Padahal seharusnya laut berperan sebagai jalan penghubung antar pulau. Perlu adanya pengembangan kapal sebagai sistem sarana transportasi laut yang konkret. “Kapal ini harus menjadi infrastruktur yang tidak terpisahkan dari sistem penghubung antar pulau,” tambahnya.
Kapal menjadi alat transportasi yang sangat krusial khususnya dalam bidang perdagangan dan kaitannya dengan mobilitas antar pulau. Kapal dapat berperan untuk menurunkan biaya distribusi bahan pokok. Besarnya kapasitas barang yang dapat diangkut membuktikan kapal masih menjadi kendaraan yang paling efektif dan efisien hingga saat ini.
Pengembangan industri kapal dan pelayaran sendiri tidak selalu berjalan mulus. Hal ini dikarenakan banyaknya pertimbangan bagi seseorang untuk menjalankan investasi pada bidang ini. Lamanya jangka investasi, tidak cocoknya sumber penghasilan dan kontrak kerja, serta pemahaman kapal sebagai aset bergerak masih menjadi hal yang diperhitungkan. “Diperlukan keahlian khusus untuk berinvestasi di bidang ini,” jelas pria kelahiran 1966 ini.
Anang pun berharap ITS sebagai perguruan tinggi yang juga bergerak dalam industri teknologi maritim agar ikut menggelorakan semangat kemaritiman bagi kawula muda, khususnya kepada mahasiswa. “Dengan melihat seluruh aspek tentunya, sehingga pemanfaatan kita sebagai negara maritim ini bisa lebih maksimal,” pungkasnya. (*)
Reporter: ion 1
Redaktur: Septian Chandra Susanto
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan