ITS News

Minggu, 17 November 2024
18 Maret 2021, 16:03

Mekanisme Radar sebagai Alat Monitor Jantung dan Pernapasan Manusia

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Mekanisme kerja radar yang dikembangkan oleh Profesor Tzyy-Sheng John, Profesor F.K. Wang, Rezki El Arif, dan dua mahasiswa lainnya

Kampus ITS, ITS News — Teknologi radar mulai banyak dikembangkan di berbagai bidang, khususnya sebagai alat kedokteran. Menyadari pentingnya pemahaman mekanisme kerja radar akan hal tersebut, Departemen Teknik Biomedik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gelar kuliah tamu bertajuk “Radar Technology for Medical Applications” secara daring pada Rabu (17/03) lalu.

Diundang sebagai pembicara, Rezki El Arif menjelaskan terkait mekanisme kerja teknologi radar yang saat ini dikembangkan bersama Prof Tzyy-Sheng Horng untuk memonitor pernapasan manusia. Selain itu, kuliah tamu ini juga dilaksanakan untuk mendukung mahasiswa yang ingin mendalami bidang pengelolaan sinyal biomedik lebih lanjut.

Dalam pemaparannya, Rezki mengungkapkan bahwa radar yang ia dan tim pilih adalah jenis self-injection-locked (SIL) radar. Jenis radar tersebut memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi sehingga menghasilkan data yang akurat. “Selain itu, radar ini menggunakan satu antena sebagai pemancar sekaligus penerima sinyal sehingga lebih ekonomis,” tutur mahasiswa National Sun Yat-Sen University Taiwan ini.

Rezki kemudian menjelaskan mekanisme kerja radar pada objek yang sedang berdiri tanpa melakukan aktivitas apapun. Pertama, radar membangkitkan sinyal awal melalui local oscillator (LO) dan kemudian diteruskan ke power splitter (SP) yang akan membagi sinyal ke mixer dan antena pemancar (TX-Antenna).

Selanjutnya, TX-Antenna memancarkan sinyal ke objek yang diamati. Untuk menghitung pernapasan manusia, radar diletakkan di dada. Sinyal yang menabrak tubuh akan dipantulkan dan ditangkap oleh antena penerima (RX-Antenna). Sebelum ditangkap RX-Antenna, ada kemungkinan radar mengalami penundaan yang mengakibatkan pergeseran frekuensi gelombang sinyal. “Gelombang sinyal kemudian diolah menggunakan persamaan fisika,” jelasnya.

Langkah terakhir, yaitu pengolahan data hasil turunan persamaan fisika menggunakan sistem frequency demodulator. Penurunan rumus akan menghasilkan grafik yang menunjukkan gerakan naik turun paru-paru manusia per detik saat melakukan pernapasan. Selanjutnya data sinyal akan diteruskan ke mixer untuk dibandingkan dengan sinyal awal yang dikirim.

Mekanisme kerja radar dalam mengirimkan informasi ke ponsel pengguna.

Lebih lanjut, untuk menyesuaikan penggunaan radar pada objek yang bergerak, ditambahkan komponen Tag-Antenna yang dilengkapi dengan electronic Band Gap (EBG) dan frequency selective surface (FSS). EBG berfungsi untuk mengurangi distraksi akibat gesekan dengan kulit, sedangkan FSS untuk mengurangi distraksi akibat pergerakan objek.

Selain itu, ditambahkan pula  left-hand circularly polarization (LHCP) wave dan right-hand circularly polarization (RHCP) wave. LHCP dan RHCP adalah seperangkat alat yang berfungsi untuk mengubah gelombang sinyal dan meradiasikannya menjadi transmisi wireless.

Kedua perangkat tersebut lebih maksimal jika digunakan bersamaan sehingga tidak mengganggu saluran gelombang lain. “Dari LHCP dan RHCP, informasi akhir yang dihasilkan akan ditangkap oleh FM Receiver sehingga dapat diakses melalui ponsel atau jam tangan pintar,” pungkas Rezki yang juga sedang mendalami bidang gelombang elektromagnetik ini. (*)

 

Reporter : ion27

Redaktur : Luthfi Fathur Rahman

Berita Terkait