Kampus ITS, ITS News – Pendidikan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong tercapainya tujuan dan sasaran Sustainable Development Goals (SDGs). Merujuk pada hal tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) diundang oleh Springer Nature dan Times Higher Education (THE) untuk menghadiri workshop mengenai research dan SDGs dari sudut pandang akademisi, Senin (15/3).
Salah satu pemateri dalam workshop ini, Dr Ika Dewi Ana DDS PhD, menjelaskan bahwa SDGs dalam sektor pendidikan dapat membantu para pemimpin negara untuk mengenal lebih jauh tentang pembangunan negara dan juga dapat mendorong inovasi kreatif. “Kami, para akademisi melihat platform ini sangat penting untuk diintegrasikan ke dalam kurikulum dan penelitian akademik, khususnya di perguruan tinggi,” jelasnya.
Ia pun mengingatkan betapa vitalnya solusi terobosan dalam pencapaian SDGs ini. Sehingga, diharapkan para akademisi dapat menjadi corong utama dalam mensosialisasikan hasil penelitiannya mengenai SDGs berdasarkan kajian ilmiah dan bersifat implementatif. “Dengan demikian, para mahasiswa juga dapat berkontribusi langsung guna mencapai tujuan SDGs,” ungkap Ika.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menjelaskan bahwa kunci utama pelaksanaan SDGs untuk para akademisi ialah pendidikan kependudukan, yakni suatu pola pendidikan untuk membangun kesadaran dan pengertian akan situasi kependudukan. “Pendidikan kependudukan juga bertujuan untuk mengembangkan sikap rasional untuk pencapaian kualitas kehidupan bagi individu, keluarga, masyarakat, negara dan dunia,” tuturnya.
Dalam pendidikan kependudukan, beliau menerangkan perlu adanya penyusunan kurikulum terbaru sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan belajar di perguruan tinggi untuk mencapai SDGs yang relevan. Menurutnya, suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian antara tuntutan, kebutuhan, kondisi dan perkembangan masyarakat dalam perguruan tinggi.
Lebih lanjut, kurikulum yang dirancang juga harus terintegrasi antara pendidikan mahasiswa dan materi kependudukan sesuai dengan pokok bahasan. Sebagai contoh, pengaplikasian pendidikan di perguruan tinggi untuk mengatasi isu kependudukan melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan magang. “Sehingga mahasiswa dapat aktif mengikuti kegiatan sesuai dengan pengalaman belajar, sekaligus mencapai tujuan SDGs,” papar wanita berkerudung itu.
Disamping itu, Ika juga memberikan contoh pengembangan, kegiatan, dan research untuk mencapai SDGs di UGM, yakni adanya Student Community Services. Kegiatan tersebut dijadikan sebagai pilihan mata kuliah yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap masyarakat miskin, permasalahan lingkungan, ekonomi, sosial dan pendidikan. “Kami menawarkan banyak sekali kegiatan yang ditujukkan kepada para akademisi untuk aktif peduli kepada masyarakat dan juga menunjang tujuan SDGs ini,” tutur wanita berkacamata itu.
Dengan diadakannya workshop ini, Ika berharap dapat terus memotivasi dan meningkatkan peran para akademisi dalam perkembangan research dan SDGs di Indonesia. Pihak Springer Nature juga menambahkan bahwa kegiatan ini dapat dijadikan sebagai bahan kurikulum pembelajaran mahasiswa di institusi. “Harapannya mahasiswa dapat terus berkontribusi di 17 aspek SDGs selama mengenyam pendidikan di bangku perguruan tinggi,” ujarnya mengakhiri. (*)
Reporter: ion14
Redaktur : Wening Vio Rizqi Ramadhani
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan