ITS News

Minggu, 17 November 2024
19 Maret 2021, 00:03

Solusi Pengelolaan Industri Pertanian Ala ITS

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Pembicara GLS on SDGs, Dr Ir Arman Hakim Nasution MEng

Kampus ITS, ITS News – Industri di bidang pertanian perlu dikelola secara lebih lanjut supaya Indonesia mampu merealisasikan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 di bidang pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membahas salah satu bentuk pengelolaan industri di bidang tersebut, yakni melalui sistem pertanian terpadu dengan penerapan sistem ekonomi sirkular.

Dr Ir Arman Hakim Nasution MEng selaku narasumber menegaskan bahwa sistem ekonomi yang bersifat linear perlu diganti menjadi sistem ekonomi sirkular. Ia menjelaskan, ekonomi sirkular berfokus pada pengoptimalan bahan baku dan sumber daya secara berkelanjutan untuk tetap menghasilkan nilai ekonomi tertinggi.

Sistem ekonomi sirkular, imbuh Arman, harus diterapkan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang pertanian. Ia menilai, bidang ini memiliki potensi kuat yang mampu dikembangkan di Indonesia secara luas dan menyeluruh. “Kita harus membuat sistem pertanian terpadu,” ungkap dosen senior di Departemen Manajemen Bisnis ITS tersebut.

Skema pengelolaan sistem pertanian terpadu.

Berdasarkan penjelasannya, sistem pertanian terpadu adalah pola pertanian dimana satu komoditas dengan komoditas lainnya saling mendukung, sehingga biaya produksi dapat ditekan semaksimal mungkin.

Sebagai contoh, Arman menampilkan diagram sistem pertanian terpadu yang sudah diterapkan oleh Kecamatan Labangka, Nusa Tenggara Barat. Ia menuturkan, Kecamatan Labangka membentuk food estate dengan memanfaatkan keseluruhan sumber daya, yaitu pertanian, peternakan, dan perikanan dalam menjalankan industrinya.

Diagram sistem pertanian terpadi di Kecamatan Labangka.

Terlihat dalam diagram yang ditampilkan, bidang-bidang industri di Labangka memiliki keterkaitan antara satu sama lain.  Bidang-bidang industri tersebut saling menyuplai bahan dan hasil produksi sehingga terjadi timbal balik dan perputaran komoditas.

Lebih lanjut, pria berkacamata itu juga mengungkapkan bahwa sistem pertanian terpadu di Labangka terbukti memiliki pengaruh kepada pembagian pasar yang lebih kompleks. “Labangka adalah contoh yang baik bahwa kita bisa membagi pasar berdasarkan kebutuhan lokal, nasional, dan internasional,” tuturnya.

Arman merincikan, sistem pertanian terpadu dapat dilaksanakan dengan cara merancang model bisnis yang lebih sirkular. “Pengukuran kinerja juga dilakukan secara seimbang pada aspek keuangan, sosial, ekonomi, lingkungan, serta keterlibatan masyarakat,” ungkapnya. (*)

Reporter : ion8

Redaktur : Wening Vio Rizqi Ramadhani

Berita Terkait