Kampus ITS, ITS News – Industri di bidang pertanian perlu dikelola secara lebih lanjut supaya Indonesia mampu merealisasikan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 di bidang pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membahas salah satu bentuk pengelolaan industri di bidang tersebut, yakni melalui sistem pertanian terpadu dengan penerapan sistem ekonomi sirkular.
Dr Ir Arman Hakim Nasution MEng selaku narasumber menegaskan bahwa sistem ekonomi yang bersifat linear perlu diganti menjadi sistem ekonomi sirkular. Ia menjelaskan, ekonomi sirkular berfokus pada pengoptimalan bahan baku dan sumber daya secara berkelanjutan untuk tetap menghasilkan nilai ekonomi tertinggi.
Sistem ekonomi sirkular, imbuh Arman, harus diterapkan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang pertanian. Ia menilai, bidang ini memiliki potensi kuat yang mampu dikembangkan di Indonesia secara luas dan menyeluruh. “Kita harus membuat sistem pertanian terpadu,” ungkap dosen senior di Departemen Manajemen Bisnis ITS tersebut.
Berdasarkan penjelasannya, sistem pertanian terpadu adalah pola pertanian dimana satu komoditas dengan komoditas lainnya saling mendukung, sehingga biaya produksi dapat ditekan semaksimal mungkin.
Sebagai contoh, Arman menampilkan diagram sistem pertanian terpadu yang sudah diterapkan oleh Kecamatan Labangka, Nusa Tenggara Barat. Ia menuturkan, Kecamatan Labangka membentuk food estate dengan memanfaatkan keseluruhan sumber daya, yaitu pertanian, peternakan, dan perikanan dalam menjalankan industrinya.
Terlihat dalam diagram yang ditampilkan, bidang-bidang industri di Labangka memiliki keterkaitan antara satu sama lain. Bidang-bidang industri tersebut saling menyuplai bahan dan hasil produksi sehingga terjadi timbal balik dan perputaran komoditas.
Lebih lanjut, pria berkacamata itu juga mengungkapkan bahwa sistem pertanian terpadu di Labangka terbukti memiliki pengaruh kepada pembagian pasar yang lebih kompleks. “Labangka adalah contoh yang baik bahwa kita bisa membagi pasar berdasarkan kebutuhan lokal, nasional, dan internasional,” tuturnya.
Arman merincikan, sistem pertanian terpadu dapat dilaksanakan dengan cara merancang model bisnis yang lebih sirkular. “Pengukuran kinerja juga dilakukan secara seimbang pada aspek keuangan, sosial, ekonomi, lingkungan, serta keterlibatan masyarakat,” ungkapnya. (*)
Reporter : ion8
Redaktur : Wening Vio Rizqi Ramadhani
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan