Kampus ITS, ITS News – Ekonomi sirkular dinilai mampu menciptakan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. Hal ini diulas dalam Guest Lecture Series on SDGs yang diselenggarakan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Selasa (9/3).
Hadir dalam kegiatan tersebut, dosen senior University of Westminster, Dr Martin Mathews menjelaskan bahwa ekonomi sirkular merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk memanfaatkan material masukan secara maksimal serta meminimalisir keluaran berupa sampah tidak terpakai. “Terjadi lingkaran umpan balik dalam sistem bisnis yang dibuat,” terangnya lebih lanjut.
Dr Mathews mengungkapkan, strategi ekonomi sirkular pada dasarnya adalah memperlambat, menutup, serta mempersempit perputaran energi dan material produksi. Terdapat pula beberapa prinsip penerapannya, yaitu mendesain model bisnis yang mencakup pengolahan sampah dan polusi, menjaga produk dan material tetap digunakan, serta meregenerasi sistem alam.
Dalam kuliah tamu yang bertopik Model Bisnis Berkelanjutan Melalui Ekonomi Sirkular tersebut, Ia merinci bahwa 92 persen material yang digunakan dalam proses produksi merupakan material yang hanya sekali digunakan, seperti logam, plastik, kayu, beton, dan sebagainya. Kondisi ini terus berlangsung seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang serta merta meningkatkan angka kebutuhan dan konsumsi global.
“Kita harus mengubah kebiasaan kita demi menghindari terjadinya bencana dan krisis iklim,” tegas seraya menjelaskan dampak sistem produksi terhadap kondisi lingkungan saat ini. Ia melanjutkan, para penggerak bisnis harus mulai menerapkan ekonomi sirkular dalam bisnis yang digelutinya.
Sebagai contoh, Dr Mathews menampilkan diagram alur perputaran material ekonomi Inggris pada tahun 2020. Dalam diagram tersebut, terlihat bahwa sampah buangan yang dihasilkan dalam rantai produksi-konsumsi akan didaur ulang menjadi material produksi baru. Hal tersebut menunjukkan bahwa Inggris sudah mulai menerapkan sistem ekonomi sirkular dengan adanya perputaran material yang digunakan.
Menutup pemaparannya, Dr Mathews kembali menekankan bahwa perubahan kebiasaan dan pola model bisnis berbasis ekonomi sirkular merupakan hal yang penting untuk menghindari ancaman krisis iklim. “Hal baik dari krisis iklim adalah kita jadi tergerak untuk mengubah cara kerja bisnis dan masyarakat,” tukasnya dengan penuh harap. (*)
Reporter: ion8
Redaktur: Fatih Izzah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan