Kampus ITS, ITS News — Fenomena pemanasan global kian terasa dampaknya. Menyadari hal tersebut, diperlukan upaya untuk menghentikan laju kerusakan alam melalui perbaikan budaya, perilaku, serta literasi terhadap lingkungan, khususnya di lingkungan kampus. Oleh karena itu, Smart Eco Campus ITS mengadakan forum diskusi melalui kegiatan bertajuk Ecotalk Series: Menumbuhkan Budaya Peduli Lingkungan di Kampus pada Jumat, (19/3) lalu.
Dr H Satrijo Wiweko MT, sebagai pembicara pada kegiatan ini menjelaskan pentingnya penggunaan teknologi ramah lingkungan untuk mengatasi permasalahan lingkungan, pemanasan global, dan kerusakan alam. Teknologi ramah lingkungan sendiri memiliki tujuan untuk mempermudah kehidupan manusia, tanpa memberi pengaruh yang buruk pada alam.
Selain itu, teknologi ramah lingkungan juga dapat menghemat sumber daya alam. “Salah satunya dengan memanfaatkan limbah plastik dan fermentasi kotoran manusia dan hewan, serta limbah rumah tangga lainnya,” tutur aktivis Lingkungan Peraih penghargaan Kalpataru ini.
Alumnus Teknik Lingkungan ITS ini kemudian menjelaskan mengenai permasalahan sampah plastik di Indonesia. Jika Melihat kebelakang, pada 2005 lalu Indonesia dihebohkan dengan terjadinya ledakan keras yang diikuti dengan longsoran sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi. Ledakan terjadi akibat gas metan yang dihasilkan dari gunungan sampah yang terguyur hujan. Ledakan tersebut menyebabkan sampah menyebar dan semakin mencemari lingkungan.
Berkaca dari tragedi tersebut, masyarakat mulai menyadari pentingnya pengelolaan sampah sebagai energi alternatif yang mudah didapatkan. Contohnya dengan pengelolaan limbah rumah tangga menjadi kompos dan sumber energi alternatif untuk memasak. Secara sederhana, pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan menerapkan perilaku 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle.
“Di lingkungan kampus, bentuk kontribusinya minimal dengan mengurangi penggunaan kertas dan membawa botol minum dari rumah,” ungkap Satrijo. Beliau menekankan untuk mengurangi penggunaan kertas karena industri kertas sangat tidak ramah lingkungan. Hal itu didasarkan karena kertas yang berasal dari batang pohon dan membutuhkan banyak air dalam proses pengolahannya.
Lebih lanjut, Dosen Teknik Lingkungan ITS, Susi Wilujeng ST MT kemudian menceritakan bentuk kepedulian ITS terhadap lingkungan kampus. Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, ITS mengajak departemen yang ada didalamnya untuk menyediakan sistem pengelolaan sampah. “Kepedulian tersebut dimulai dengan menambah jumlah tempat sampah dan menyediakan tempat sampah dengan berbagai jenis,” jelasnya.
ITS juga menjalankan program-program lain untuk menjaga kelestarian lingkungan. Salah satunya melalui Green Charity ITS Berbunga, aksi penanaman ratusan pohon dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup. Tahun ini akan kembali diadakan kegiatan menanam pohon dengan tema ITS Berbuah. “Harapannya pohon dapat tumbuh dengan subur sehingga dapat dipanen tiga sampai empat tahun lagi,” tutupnya. (*)
Reporter: ion27
Redaktur: Luthfi Fathur Rahman
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan