Kampus ITS, ITS News – Kolaborasi antara dunia usaha dunia industri (DUDI) dan perguruan tinggi menjadi penting. Hal ini disebabkan aspek perekonomian terus berkembang dan penuh inovasi. Guna mendukung kemajuan kolaborasi tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI) melalui Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST) ITS mengadakan sosialisasi Coaching Inovasi dan Matching Fund “Kedai Reka”, Rabu (24/03).
Achmad Adhitya PhD, Koordinator Tim Kerja Akselerasi Kedai Reka Cipta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) memaparkan bahwa Platform Kedai Reka merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan kreativitas pada perguruan tinggi serta memecahkan permasalahan di dunia kerja. Sebab, tanpa adanya sinergi antara dunia kerja dan pendidikan tinggi, akan terdapat terdapat sebuah tautan yang hilang. “Kedai Reka ini akan memberikan dukungan kepada kampus untuk pengembangan produk bersama 7500 inventor dan 569 industri,” ujarnya.
Adhitya turut menyampaikan, Kedai Reka merupakan sebuah terobosan kolaborasi yang penting demi terciptanya kesesuaian (link and match) antara DUDI dan perguruan tinggi. Sebagai titik temu (match meeting point), program ini akan memberikan seluruh akses kepada para akademisi untuk melakukan dialog riset. Nantinya, hasil dari program ini akan dipertimbangkan oleh pihak kementerian untuk dijadikan bahan pengembangan industri di Indonesia.
Disambung oleh Adhitya, jauhnya selisih jumlah perguruan tinggi di Indonesia daripada lembaga riset, merupakan alasan kuat digandengnya perguruan tinggi dalam program ini. Harapannya, banyaknya hasil riset dari perguruan tinggi sesuai dengan kebutuhan segala sektor di DUDI. “Terutama di ITS, banyak ide proposal penelitian yang masuk dalam kriteria dari program Kedai Reka ini,” jelasnya.
Untuk menunjang kelancaran program ini, Manajer Unit Klaster Inovasi Industri Kreatif ITS, Dr Agus Windharto DEA menerangkan bahwa pemerintah telah menyiapkan dana insentif sebanyak Rp 250 miliar. Nantinya, dana ini akan berfungsi untuk meminimalisir risiko kerugian di tahap riset dan pengembangan (research and development). “Dapat pula digunakan untuk mendukung teknologi di kampus agar dapat bermanfaat secara maksimal,” jelasnya.
Di akhir presentasi, Agus, sapaan akrabnya, sangat berharap kepada ITS dapat melibatkan lebih banyak akademisi untuk berkolaborasi dalam pengembangan riset teknologi usaha. “Semoga ITS selalu menjadi pelopor pengembangan penelitian serta dapat memenuhi kebutuhan dunia kerja, industri dan usaha,” tutup Agus mengakhiri. (*)
Reporter : ion14
Redaktur : Akhmad Rizqi Shafrizal
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan