Kampus ITS, ITS News – Pada era digital ini, user experience (UX) dinilai memegang peranan penting bagi sebuah aplikasi. Oleh karena itu, Departemen Teknik Sistem dan Industri (DTSI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar webinar yang termasuk dalam kegiatan Industrial Challenge (INCHALL) 2021 pada Sabtu (20/3) lalu. Webinar ini membahas tiga tahapan UX research untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.
UX Research Lead Kumparan, Handoko Dyan Aditya, membuka materi dengan memberikan pengertian dasar mengenai UX. Menurutnya, UX research merupakan penelitian menyeluruh kepada user untuk memenuhi kebutuhannya. “Bukan hanya untuk interaksi ke produk, tetapi lewat UX itu kita juga interaksi ke pelanggan, perusahaan, dan pelayanannya,” terangnya.
Pria berkacamata ini menjelaskan, UX research menerapkan sebuah pendekatan dengan proses literatif untuk menyelesaikan masalah berupa keinginan dan kebutuhan pelanggan. Pendekatan ini terdiri dari beberapa tahap. Mulai dari tahap pemahaman terhadap kebutuhan pelanggan, tahap mendefinisikan masalah, dan tahap proses mencari ide untuk penyelesaian masalah.
Berdasar pengalamannya, Handoko menjelaskan bahwa untuk memahami kebutuhan pelanggan perlu dilakukan riset terhadap semua data yang dimiliki. Riset tersebut mencakup tujuan awal perusahaan, visi perusahaan, target pelanggan, dan beberapa hal lainnya. Selain itu, diperlukan pula competitive analyst, suatu metode untuk mempelajari persaingan yang ada di luar. “Kita pahami yang menjadi trending saat ini, belanja online misalnya,” ujarnya.
Setelah melakukan riset internal terhadap data perusahaan dan persaingan di luar, satu hal yang tak kalah penting ialah melakukan riset ke pelanggan. Riset ini biasanya dilakukan dengan interview langsung ke pelanggan. “Contoh saja, kita dapat informasi bahwa pelanggan ingin mendapat laporan pembayaran secepat mungkin, setelah itu kita lanjutkan ke tahap berikutnya,” ungkap alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.
Kemudian, ia melanjutkan penjelasannya ke tahap mendefinisikan masalah yang akan diselesaikan. Adapun proses awal yang harus dilakukan adalah merumuskan pertanyaan how might we, yang mana pertanyaan ini membuka berbagai kemungkinan awal untuk memicu ide kreatif. “Misalnya, terkait masalah kecepatan laporan pembayaran, kita bisa menanyakan apa yang dilakukan agar pelanggan tidak khawatir saat menunggu laporan tersebut,” jelasnya.
Setelah mendapat beberapa pertanyaan, dilakukan tahap pencarian ide untuk menyelesaikan masalah tersebut. Menurut pria asal Tangerang ini, pencarian ide bisa dilakukan dengan menulis dan menggambarkan ide dalam kertas. “Buat coretan tentang aplikasi kita dengan fitur yang memberikan jawaban dari pertanyaan tadi, misalnya ada laporan pembayaran melalui email,” lanjut seorang yang pernah menjadi UX Mentor di Telkomsel ini.
Selanjutnya, penyelesaian masalah tersebut diimplementasikan dengan membuat prototype aplikasi. Pada tahap pengujian bisa dilakukan dengan cara memberikan aplikasi tersebut kepada pengguna dan melihat tanggapannya. “Hasil prototype harus sesuai dengan ekspektasi pengguna. Apabila gagal, berarti ada kesalahan dan kita harus mengulang dari ide ataupun prototype-nya,” tutupnya. (*)
Reporter: ion9
Redaktur : Wening Vio Rizqi Ramadhani
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan