Kampus ITS, ITS News – Jenjang pascasarjana banyak diminati oleh mahasiswa. Meski demikian, banyak tantangan yang harus dilalui, sehingga penyusunan strategi pun diperlukan. Hal inilah yang diulas oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Global Engagement (GE) dalam acara Researcher and Research Student Enrichment Program (R2SEP) 2021 bertajuk Soft Engineering dengan menggandeng narasumber internasional, Kamis (25/3).
Assoc Prof Ahmad Naim Ahmad Yahaya, akademisi dari Universiti Kuala Lumpur (UniKL) yang didapuk dalam acara ini menjelaskan, sebelum membahas strategi berkuliah, penting bagi calon mahasiswa pascasarjana untuk mengenali tahapan-tahapan selama kuliah berlangsung. Seperti di tahap pertama adalah tahap bagi calon mahasiswa untuk menentukan minat risetnya terlebih dahulu. “Setelah itu, pencarian universitas dan supervisor bisa mulai dilakukan,” tuturnya.
Pria yang akrab disapa Naim ini juga menyebut, jalinan komunikasi yang baik dengan supervisor juga sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini dikarenakan, supervisorlah yang akan mendampingis selama riset berlangsung “Jika merasa tidak dapat bekerja sama dengan supervisor dengan baik, saya sarankan untuk segera mencari supervisor pengganti dalam tiga hingga empat bulan,” tuturnya.
Selanjutnya, lanjut Naim, setelah perkuliahan berlangsung, strategi perkuliahan untuk setiap tahunnya juga tidak kalah penting. Menurutnya, di akhir tahun pertama, ide proyek yang akan dilakukan sudah harus ditentukan. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan telah membaca pengetahuan dasar terkait proyek tersebut dari textbook, bukan internet. “Hal ini bukan berarti kelas perkuliahan dapat dikesampingkan, tetap harus memahami materi yang disampaikan,” paparnya.
Lebih lanjut, di pertengahan tahun ketiga, Naim menyebutkan bahwa semua konten proyek selama perkuliahan sudah harus diselesaikan. Selanjutnya, draft utama tesis dapat mulai disusun dan diasistensikan kepada supervisor. Komentar dan mauskan supervisor nantinya kana berguna bagi proses pengerjaan selanjutnya. “Yang lebih penting bukan apa yang salah, namun pemahaman mahasiswa tentang penyebab kesalahan dan langkah untuk memperbaikinya,” ujarnya.
Guna menunjang perbaikan, Naim turut menyarankan untuk saling bertukar komentar draft dengan mahasiswa pascasarjana lain. Apabila terdapat hal yang tidak dipahami oleh pembaca, hal itu mengindikasikan adanya kesalahan dalam penulisan. Perbaikan pun dapat dilakukan tanpa harus menunggu asistensi dengan supervisor. Kemudian, sebelum sidang dilaksanakan, tidak kalah penting untuk mengecek kembali tata bahasa dan ketentuan penulisan tesis.
Di tengah perkuliahan, terkadang terjadi hal-hal yang tidak direncanakan. Oleh karenanya, Naim menyamapikan kepada calon mahasiswa sejumlah nasihat, salah satunya himbauan agar dapat mengontrol kegiatan dan waktu sebaik mungkin. Kemudian, disarankan juga untuk tidak mengganti topik tesis atau supervisor tanpa pertimbangan terlebih dahulu. “Terakhir, jika topik tesis sudah ditentukan, tetap percaya diri dan jangan membanding-bandingkan dengan riset orang lain,” pungkasnya mengakhiri. (*)
Reporter : ion4
Redaktur : Akhmad Rizqi Shafrizal
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan