Kampus ITS, ITS News – Pada kondisi kenormalan baru seperti saat ini, banyak orang kesulitan menyesuaikan diri sehingga mengakibatkan stres dan kecemasan. Sejalan dengan salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, kesehatan mental menjadi unsur penting dalam mengukur kualitas kesehatan seseorang. Melalui Guest Lecture Series on SDGs pada Selasa (16/3), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membagikan strategi untuk membina kesehatan mental di kala pandemi.
Membuka paparannya, Dr Benny Soliman RGC LPT RPM mengatakan menurut laporan World Health Organization (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 2020, Covid-19 menimbulkan stres dan kecemasan di seluruh populasi. Hal ini berdampak pada terganggunya kesehatan mental. “Kesehatan mental berhubungan dengan cara kita merasakan, berpikir, dan bertindak,” ujar akademisi Tarlac Agricultural University ini.
Benny menguraikan, ada beberapa gejala yang menandakan kesehatan mental kita sedang memburuk. Diantaranya adalah kecenderungan mengisolasi diri dari orang lain, merasa putus asa akan situasi, mengalami gangguan tidur dan makan, tidak dapat menikmati rutinitas yang menyenangkan, serta kesulitan berkonsentrasi. “Khusus untuk gangguan tidur dan makan tidak sebatas pada kekurangan waktu tidur dan asupan makan saja, tetapi dapat terjadi sebaliknya,” imbuhnya.
Dalam hal ini, Benny memperkenalkan model yang ia kembangkan untuk membina kesehatan mental, yaitu model Relaxation, Activities, Cognitive, Social (RACS). Benny mengungkapkan, RACS sendiri terdiri dari strategi dalam melakukan relaksasi, aktivitas, kemampuan kognitif, serta hubungan sosial. “Model ini dikembangkan berdasarkan berbagai literatur serta studi yang dilakukan oleh para praktisi kesehatan,” ujarnya.
Benny menjelaskan, strategi relaksasi dapat dilakukan dengan aktivitas latihan pernapasan secara tenang. Ia menjelaskan bahwa latihan ini adalah metode tercepat menetralkan stres. Tidak hanya itu, metode ini dapat meningkatkan kadar hormon endorfin dalam tubuh, menurunkan tekanan darah, meningkatkan konsentrasi, dan meningkatkan kualitas tidur.
Strategi yang kedua dalam model RACS adalah melakukan aktivitas fisik. Benny menjelaskan, aktivitas fisik yang dimaksud dalam hal ini adalah latihan fisik secara rutin, dilakukan secara konsisten tergantung kemampuan diri. “Melakukan latihan fisik rutin ini selama 30 menit bahkan dapat meningkatkan suasana hati selama 2 jam,” jelas laki-laki yang berasal dari Filipina ini.
Strategi selanjutnya yaitu dalam kemampuan kognitif. Benny menyatakan, terkadang apa yang seseorang pikirkan memengaruhi apa yang ia rasakan dan bagaimana dirinya bertindak. Dalam kaitannya dengan kondisi mental, maksudnya adalah bukan sebuah peristiwa yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan emosional, melainkan cara ia berpikir tentang peristiwa tersebutlah penyebabnya.
Melengkapi model RACS yaitu strategi dalam hubungan sosial. Benny mengungkapkan, di masa yang sulit ini manusia sebagai makhluk sosial harus mengembangkan jalinan sosial yang kuat. Hal ini bisa diatasi dengan mencari dukungan dari orang-orang yang terdekat, seperti teman dekat atau keluarga. Benny pun menyarankan untuk terlibat dalam aktivitas sosial seperti kegiatan relawan. “Tentunya semua itu dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan,” imbuh praktisi psikometri ini.
Menutup pemaparannya, Benny berpesan agar semua orang mulai menjaga kesehatan mentalnya seperti mereka menjaga kesehatan fisik. Menurutnya, tidak apa-apa jika membutuhkan bantuan profesional untuk membantu kita. Ia mengatakan, hal tersebut bukanlah sebuah kelemahan, melainkan tanda keberanian karena kita sadar ada yang salah dan untuk itu kita membutuhkan bantuan. “Kita harus ingat bahwa tidak ada tubuh yang sehat secara jasmani, tanpa diiringi kesehatan mental yang baik,” pungkasnya. (*)
Reporter: ion15
Redaktur: R. Aj. Mutia Arih M. R.
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan