Kampus ITS, ITS News – Di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Model United Nation (MUN) merupakan salah satu cara wadah pengembangan kemampuan berkomunikasi yang efektif. Tidak sedikit mahasiswa ITS yang rela berjuang menjadi bagian dari MUN ITS agar mampu memperoleh kecapakan tersebut. Hal tersebutlah yang berhasil diraih dan sedang diperjuangkan oleh Radifan Athallah Rizky.
Radifan, sapaan akrabnya, mengaku jika dirinya banyak mengembangkan soft skill di bidang komunikasi lewat MUN ITS. Meskipun tidak sejalan dengan jurusan kuliahnya, mahasiswa Teknik Kimian ini meyakini jika MUN mampu mendorong dan menunjang sisi akademiknya. “Bagi saya, berkecimpung di MUN ialah bentuk persiapan saya sebelum terjun ke dunia kerja,” sebutnya.
Kepada ITS Online, Radifan berkisah, masing-masing peserta MUN akan dilatih berdebat dengan menjadi delegasi negara tertentu. Tiap delegasi akan diminta untuk mengumpulkan pandangan negaranya beberapa hari sebelum konferensi debat dimulai. Delegasi-delegasi ini diminta untuk melakukan riset tentang negara yang bersangkutan, seperti sistemnya, permasalahan di sana, serta solusinya.
Dari sana, kemampuan riset, berpikir kritis, memahami, membaca, hingga menulis dalam bahasa Inggris dapat diasah secara bertahap. Radifan melanjutkan, pemenang dari MUN ialah pihak yang mampu memberikan solusi dan menahkodai jalannya diskusi.
Lebih lanjut, ia berkata, memimpin diskusi tidak sekadar tentang berbicara soal topik yang diinginkan oknum tertentu saja, tetapi juga mengarahkan diskusi sambal merangkul delegasi dari negara lain. “Oleh karenanya, saya dan anggota senior MUN ITS lain mampu belajar tentang negosiasi dan kecakapan berbicara di depan umum,” sambung pemuda kelahiran 1999 ini.
Radifan bercerita, saat ia menjadi delegasi internasional di Maastricht Belanda, ia diharuskan untuk berdebat dalam bahasa Inggris tanpa menggunakan skrip. “Hal tersebut merupakan tantangan berat lantaran intensitas berbicara dalam bahasa Inggris sangat tinggi,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, konsistensi dalam berdebat di MUN merupakan aspek penting. Oleh karenanya, lanjutnya, peserta wajib menyiapkan segala hal tentang MUN sejak jauh hari. Menurut Radifan, tidak konsisten dalam persiapan dapat membuat kehilangan harmonisasi dan ritme yang sudah didapat. “Padahal, menjaga ritme ini penting dan dapat membawa ragam kemudahan,” jelasnya.
Dalam praktiknya, Radifan turut menemukan ragam tantangan. Di antaranya ialah tantangan mempelajari wawasan hubungan internasional. Meskipun jadi tantangan, imu yang tidak linear ini menurutnya adalah suatu pemacu. “Jadi ini mesin pemacuku agar terus semangat menjalani riset,” sebutnya bangga.
Pemuda asal Surabaya ini merasakan, ragam ilmu yang ia dapatkan ketika menggeluti MUN di antaranya ialah menjadi pintu beasiswa. Dalam kasusnya, Radifan merupakan awardee beasiswa XL Future Leaders. Tidak hanya itu, manfaat lain yang ia rasakan adalah mampu berdiskusi dan melakukan presentasi dengan mudah.
Radifan berujar, ketika di forum diskusi lain, banyak peserta yang terlalu fokus di permasalahan tanpa memikirkan solusi. Radifan mampu menyadari hal tersebut dan dapat mencari solusi yang sesuai sebagai buah manis dari pengalamannya di MUN. “Berkomunikasi secara solutif dan efektif ini semakin unggul lantaran MUN mengajari saya untuk merangkum penjelasan sebatas 1-2 menit saja,” katanya menambahkan.
Dalam perjalanannya, Radifan telah telah memenangkan banyak simulasi sidang PBB yang ia ikuti. Ia mampu mengantongi empat medali dari total enam kompetisi MUN yang pernah diikutinya. Meskipun demikian, Radifan tidak ragu membagikan ilmu dari pengalaman-pengalamannya dengan menjadi mentor di ITS MUN Club dan Global Millenial MUN. “Saya juga mendapat kepercayaan untuk memimpin klub ITS MUN yang baru saja diresmikan sebagai UKM, Januari,” celetuknya bangga.
Ke depannya, alumnus SMAN 1 Sidoarjo tersebut berharap bisa terus mengembangkan kemampuan komunikasi secara dua arah dengan percaya diri. Hal itu disebabkan, baginya, MUN adalah paket lengkap untuk belajar ilmu komunikasi. “Hal-hal seperti belajar waktu yang pas untuk berbicara, mendengarkan orang lain, hingga menyanggah dengan sopan dapat dirasakan di sana,” pungkas Radifan antusias. (*)
Reporter: ion26
Redaktur: Muhammad Faris Mahardika
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan