ITS News

Rabu, 02 Oktober 2024
31 Maret 2021, 18:03

SPE ITS Bahas Pentingnya Manajemen Energi untuk Masa Depan

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Agung Sihwahyudi, pembicara pada webinar Energy Up Close membahas pentingnya manajemen energi

Kampus ITS, ITS News – Ketersediaan bahan bakar tidak terbarukan semakin menurun sepanjang waktu. Perlu ada upaya pengelolaan yang baik sehingga kuantitasnya tetap terjaga. Membahas hal itu, Society of Petroleum Engineers (SPE) Institut Teknologi Sepuluh Nopember Student Chapter (ITS SC) mengadakan webinar Energy Up Close membahas tantangan bahan bakar di masa depan, Sabtu (27/3).

Salah satu pembicara dalam webinar ini, Agung Sihwahyudi, mengungkapkan bahwa peran utama industri minyak dan gas sebagai bahan bakar utama saat ini adalah mengonversi hidrokarbon menjadi material yang dapat digunakan oleh masyarakat. “Penggunaannya pun sangat luas untuk industri perkapalan, sipil, petroleum, hingga instrumentasi,” jelasnya.

Dalam pengelolaannya, terdapat tiga tahapan penting yang dilakukan seperti upstream yaitu proses pencarian atau eksplorasi sumber bahan bakar, midstream yang meliputi transportasi bahan, dan downstream yang merupakan pengolahan minyak dan gas hingga dapat digunakan. “Ketiga proses tersebut umum dilakukan terutama untuk pengolahan bensin dan diesel,” tegas Agung, sapaan akrabnya.

Ia pun menyampaikan pentingnya menerapkan digitalisasi dalam proses pengolahan hingga pemasaran dari industri minyak dan gas saat ini. Konsep digitalisasi adalah untuk menyederhakanan kompleksitas minyak dan gas agar tepat dalam satu genggaman. Implementasinya dapat dilakukan dengan pemanfaatan Internet of Things (IoT) serta Artificial Intelligence (AI) dalam lingkup industri.

Agung menjelaskan data konsumsi bahan bakar di Indonesia

Pria berkacamata ini pun mengungkapkan fakta terkait penggunaan minyak dan gas di Indonesia yang masih tidak merata di seluruh wilayah di Indonesia. Konsumsi terbesar sendiri masih terletak pada sektor industri, transportasi, rumah tangga, maupun individual. “Bisa dibilang juga angka konsumsi bakar bakar minya (BBM) di Indonesia masih relatif tinggi,” tambahnya.

Sejalan dengan itu, perlu penanganan lebih serius dalam manajemen penggunaan minyak dan gas. Mulai dari pembatasan penggunaan bakar bakar dengan pengoptimalan konsumsi, membagikan pengetahuan mengenai pentingnya manajemen bahan bakar, hingga mengawasi produktivitas penggunaannya. “Semua upaya tersebut mudah dilakukan dengan memanfaatkan teknologi,” ungkap CEO PT Energi Artha Sentosa ini.

Pria yang juga merupakan alumnus ITS ini menyebutkan bahwa keberadaan minyak dan gas masih akan terjamin hingga tahun 2050. Namun, adanya jaminan tersebut tidak serta merta memunculkan ketidakpedulian terhadap keberadaan bahan bakar saat ini. “Tetap kreatif dan inovatif mengembangkan manajemen energi atau menciptakan energi terbarukan di Indonesia,” pungkasnya. (*)

 

Reporter : ion 11

Redaktur : Septian Chandra Susanto

Berita Terkait