Kampus ITS, ITS News — Sebagai salah satu kampus teknik terbaik di Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) selalu sigap untuk turut serta dalam pengembangan teknologi berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). Kali ini, perkembangan pesat teknologi mobil hidrogen oleh tim Antasena ITS berhasil mendapat perhatian dan antusiasme Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr H Emil Elestianto Dardak BBus MSc pada webinar nasional yang dihelat oleh Society of Renewable Energy (SRE) ITS.
Pada acara yang bertajuk Know More About Hydrogen Technology Fuel Cell Sabtu (30/1) lalu, Emil menyampaikan apresiasi terhadap ITS terutama tim Antasena dan SRE ITS karena telah mau berpikir jauh kedepan. Baginya, meskipun Jawa Timur terutama Surabaya masih memiliki masalah dasar seperti jalan rusak, banjir, dan kemiskinan, tidak boleh menutup mata kita untuk melihat ke masa depan. “Dalam teknologi itu, kita harus melakukan leapfrogging untuk bisa terus berkembang,” ujarnya.
Lulusan Ritsumeikan Asia Pacific University Jepang ini menambahkan, dewasa ini kita sangat banyak melihat perubahan gaya hidup terutama elektrifikasi. Ini bisa kita lihat dari penggunaan kompor induksi, bahkan perkembangan mobil listrik seperti yang dilakukan oleh tim Antasena ITS. Perubahan ini tentu akan membuka peluang terhadap pengembangan EBT kedepannya. “Sangat baik untuk SRE ITS untuk mau mengedukasi terkait EBT ini untuk mendukung perkembangan yang environmentally conscious,” ucapnya.
Membahas teknologi hidrogen dan fuel cell, Emil menyebutkan bahwa teknologi ini bisa dibilang teknologi yang sangat efisien dan ramah lingkungan, karena dapat menghasilkan listrik dari hidrogen dan emisinya yang berupa air. Terutama, dengan penerapannya pada mobil listrik garapan tim Antasena ITS yang kedepannya bisa menggantikan internal combustion engine dan juga merupakan energi yang hemat, bersih, dan relatif fleksibel.
Lelaki kelahiran Jakarta ini mengungkapkan, perjalanan ITS dalam perkembangan dan pengenalan teknologi hidrogen ini tentu tidak akan sederhana dan mudah. Meskipun demikian, teknologi ini mungkin tidak sejauh yang kita pikirkan. Karena pada kenyataannya banyak teknologi yang hanyalah impian beberapa tahun lalu, sudah terealisasikan pada masa sekarang.
“Saya teringat pada film Back to the Future yang dulu saya tonton dimana mereka pergi ke masa depan dan melihat ada video conference. Juga saya teringat artikel majalah pada tahun 2008 mengenai 3D printing. Dulu saya pikir itu tidak mungkin, namun pada kenyataannya 3D printer sudah berkembang pesat beberapa tahun terakhir,” tutur Emil.
Dalam mengembangkan teknologi pun, lanjutnya, kita tidak perlu harus langsung menguasai core science nya secara mutlak. Menggunakan filosofi Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie, “berawal dari akhir, dan berakhir dari awal,” ia mengatakan bahwa selama kita handal dalam pengaplikasian teknologi, penguasaan terhadap dasarnya akan berjalan beriringan. “Dalam teknologi ini kita harus memiliki ambisi kita bisa menjadi trendsetter, tidak hanya follower,” ungkapnya.
Emil mengharapkan, dengan langkah proaktif ITS melalui SRE ITS dan tim Antasena ITS akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang inovatif. Pemerintah Provinsi Jawa Timur pun telah mengadakan program Belanja Inovasi (Belanova) yang akan menjadi katalis untuk inovasi yang bisa didorong. (qin/ri)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan