Kampus ITS, ITS News – Satu lagi prestasi membanggakan dari mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Adalah Nadya Permata Sari dari Departemen Teknik Informatika berhasil menggondol juara di ajang Olimpiade Matematika KOMET XI 2021 yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Jambi, 20 Februari 2021 lalu.
Wanita yang akrab disapa Nadya ini mengatakan kecintaannya terhadap bidang matematika dimulai sejak kecil. Nadya juga sering menantang diri untuk menjajal banyak olimpiade matematika saat menduduki bangku sekolah. “Namun, untuk mencapai tangga juara , menurutku masih dibutuhkan lebih banyak usaha,” ungkapnya.
Meskipun begitu, perempuan asal Surabaya ini pantang menyerah dalam berusaha hingga akhirnya di bangku SMA dapat menorehkan berbagai prestasi. Tidak hanya olimpiade matematika, Ia juga pernah mengikuti berbagai kompetisi lain seperti programming dan business plan. “Hal itu menjadi motivasi untuk mengikuti lebih banyak perlombaan di bangku perkuliahan ini,” lanjutnya
Dalam lomba KOMET XI ini, pelaksanaan lomba secara daring membuat Nadya sempat merasa gopoh karena diharuskan memindai lembar jawaban yang sangat memakan waktu. Apalagi, kata Nadya koneksi internet di rumahnya yang tidak stabil membuat Ia semakin khawatir. “Walaupun begitu, aku tetap bersyukur karena mampu menduduki peringkat pertama di akhir kompetisi,” celetuknya.
Nadya menjelaskan, dalam perlombaan ini terdapat tiga tahap seleksi yang harus dilewati. Tahap pertama adalah babak penyisihan yang berbentuk pengerjaan 25 soal pilihan ganda yang dikerjakan selama 60 menit. Pada tahap ini hanya diambil 18 peserta untuk melanjutkan ke babak semifinal. “Dari 18 peserta yang lolos ke babak semifinal, Alhamdulillah saya di peringkat kedua,”
Lebih lanjut, pada babak semifinal, para peserta disajikan sepuluh soal isian singkat dalam waktu 60 menit. Mahasiswa kelahiran tahun 2002 ini mampu menempati peringkat pertama dari sepuluh orang yang lolos ke babak final. “Selanjutnya di babak final peserta akan mengerjakan lima soal essay yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dengan waktu pengerjaan 60 menit,” paparnya.
Karena jadwal semifinal dan final yang sangat dekat, Nadya sempat mengalami lelah ketika menuju babak final. Namun, lelahnya lomba, Nadya anggap sebagai hal yang enjoy dan asyik karena suatu saat Ia pasti akan merasakan kerinduan terhadap momen-momen perlombaan. “Oleh sebab itu penting bagiku untuk self-reward sebagai bentuk apresiasi terhadap diri sendiri,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ia menyampaikan kepada ITS Online agar teman-teman lainnya untuk menghilangkan stigma bahwa matematika itu susah karena sebenarnya matematika itu sangat menyenangkan. “Kalau dapat menemukan solusi dari soal yang kita kerjakan, itu bisa bikin kita senang,” sambungnya.
Nadya juga berharap agar kompetisi olimpiade matematika untuk jenjang perguruan tinggi lebih banyak di masa depan. Menurutnya, jumlah lomba olimpiade di jenjang pendidikan yang lebih rendah jauh lebih banyak dibandingkan jenjang perguruan tinggi. “Mungkin juga karena peminatnya tidak sebanyak peminat di SD, SMP, dan SMA,” tutupnya.(*)
Reporter: Dian Nizzah Fortuna
Redaktur : Muhammad Ainul Yaqin
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan