ITS News

Jumat, 15 November 2024
27 April 2021, 14:04

ITS Perbarui Jalinan Kerja Sama dengan Kedubes Prancis

Oleh : Tim Website | | Source : its.ac.id
Konselor Kerja Sama Pendidikan dan Kebudayaan Prancis Stephane Dovert (kiri) saat berbincang dengan Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng (kanan)

Konselor Kerja Sama Pendidikan dan Kebudayaan Prancis Stephane Dovert (kiri) saat berbincang dengan Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng (kanan)

Kampus ITS, ITS News – Meninjau hubungan baik dengan Prancis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) akan memperbarui kerja samanya. Dengan berkunjungnya delegasi dari Kedutaan Besar (Kedubes) Prancis untuk Indonesia, maka dilakukan diskusi dan pembaruan kemitraan hubungan kerja sama yang bertempat di Ruang Sidang Senat Gedung Rektorat ITS, Senin (26/4).

Delegasi Prancis diwakili oleh Konselor Kerja Sama Pendidikan dan Kebudayaan Prancis Stephane Dovert, Cooperation Attache for French Philippe Grange, Direktur Institut Francais d`Indonesie (IFI) Surabaya Benoit Bavouset, wakil dari University Cooperation Attache Annisa Fauziah, Koordinator Nasional Campus France Indonesia Sylvain Lelong – Lacroix, Penanggungjawab Pendidik IFI Surabaya Rosa Karenina, dan Penanggungjawab Campus France Surabaya Indri Novita Sari.

Rektor ITS Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari M.Eng., menyambut gembira kunjungan dari delegasi Kedubes Prancis tersebut. Pasalnya, mengingat beberapa waktu lalu salah satu dosen ITS Prof. Dr. Ir. Ria Asih Aryani M.Eng., baru saja menerima penghargaan Chevalier dans L’Ordre des Palmes Academiques yang diberikan oleh Duta Besar Prancis.

Ia menjelaskan bahwa ini sebuah kehormatan untuk bisa melanjutkan kerja sama kembali dengan pihak Prancis. Ditambah untuk mendukung dan merealisasikan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari pemerintah, dengan ini ITS memulai jalannya dengan menggandeng delegasi Kedubes Prancis. “Hubungan ini sudah pernah terjalin sebelumnya, yang terkait dengan mobilitas mahasiswa, kunjungan akademik, rapat manajemen, dan masih banyak lagi,” jelas rektor yang biasa disapa Ashari ini.

Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng saat memberikan sambutan menerima kunjungan Delegasi Kedutaan Besar Prancis di ITS

Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng saat memberikan sambutan menerima kunjungan Delegasi Kedutaan Besar Prancis di ITS

Ashari melanjutkan, kerja sama yang diperpanjang ini merupakan implementasi beberapa program pemerintah Indonesia seperti Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA), beasiswa. dan pertukaran pelajar fastrack maupun double degree. “Juga perjanjian yang baru kemarin telah dilakukan berupa Memorandum of Agreement (MoA) untuk mengikuti kolaborasi kompetisi French + Sciences,” ucapnya.

Hal ini juga diterima baik oleh Stephane Dovert yang memaparkan bahwa keberlanjutan hubungan dengan ITS patut untuk diteruskan. Karena biasanya ada sekitar 8 – 10 mahasiswa dan dosen yang tiap tahunnya dikirimkan ke Prancis. “Ini juga masih bisa ditambah lagi, kita harus terus lebih maju dalam mengambangkan kerja sama ini,” tutur Stephane.

Dengan adanya program MBKM yang juga harus disukseskan, ia berpendapat sangat penting bagi mahasiswa untuk bisa berkecimpung di luar kampusnya sendiri. “Saya sendiri sangat menyesal karena dulu waktu mahasiswa tidak mengikuti program-program yang ada di luar kampus,” sesal Stephane.

Konselor Kerja Sama Pendidikan dan Kebudayaan Prancis Stephane Dovert saat memberikan sambutan dalam kunjungan ke ITS

Konselor Kerja Sama Pendidikan dan Kebudayaan Prancis Stephane Dovert saat memberikan sambutan dalam kunjungan ke ITS

Kerja sama yang baru ini, menurut Stephane, bisa dimulai dengan membuat berbagai proposal untuk ITS agar bisa mengirimkan mahasiswanya ke Prancis untuk belajar. Jika di Indonesia, S1 membutuhkan waktu empat tahun, di Prancis S1 hanya membutuhkan waktu tiga tahun.

Jadi apabila program ini berjalan, mahasiswa selama tiga semester sejak mulai tahun ketiga akan pindah ke Prancis, enam bulan untuk belajar bahasa Prancis dan satu tahunnya belajar untuk mendapat gelar S1 di Prancis. “Setelah kembali ke Indonesia untuk lulus. mereka mendapatkan dua gelar sekaligus, dari Prancis maupun Indonesia,” paparnya.

Stephane juga menyampaikan keuntungan lainny. Apabila telah lulus, mahasiswa akan mudah memilih yaitu melanjutkan master di Prancis atau melanjutkan di perguruan tinggi Eropa lainnya. “Di samping karena menguasai berbagai bahasa didukung juga sistem yang ada di sana, apabila setelah sudah pernah berkuliah di Eropa akan mudah untuk lanjut ke perguruan tinggi lain di sana (Eropa, red),” ungkapnya kembali.

Suasana diskusi saat kunjungan delegasi Kedutaan Besar Prancis di Gedung Rektorat ITS

Suasana diskusi saat kunjungan delegasi Kedutaan Besar Prancis di Gedung Rektorat ITS

Sebagai perwakilan dari delegasi Kedubes Prancis, Stephane juga sangat tertarik dengan spesialisasi ITS di bidang teknologi. Ia beranggapan bahwa teknologi itu adalah bagian utama dari masa depan. Ditambah sekarang manusia sudah dihadapkan dengan permasalahan yang sangat kompleks. “Terutama berbagai masalah lingkungan, yang pas sekali saat ini ITS juga sangat terfokus pada bidang maritim dan lingkungan,” tuturnya.

Pihaknya merasa sangat senang mendapatkan mahasiswa dari ITS untuk bisa berkuliah di Prancis yang terbuka untuk mahasiswa asing, termasuk Indonesia. “Kami memiliki banyak prospek. kami di kedutaan bertanggung jawab akan generasi yang akan datang. Ke depan akan lebih banyak hubungan yang kami jalin bersama ITS,” tandasnya memastikan. (HUMAS ITS)

Foto bersama jajaran pimpinan ITS dengan delegasi Kedutaan Besar Perancis usai diskusi

Foto bersama jajaran pimpinan ITS dengan delegasi Kedutaan Besar Perancis usai diskusi

Reporter: Fatima Az Zahra

Berita Terkait