Kampus ITS, ITS News – Inovasi-inovasi para akademisi dan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kini intens digiatkan melalui beberapa kompetisi. Kreativitas ilmiah yang diwujudkan nyata siap beradu kehebatan dengan kompetitor lain. Hal inilah yang diwujudkan tim Spectronics 19 ITS melalui inovasinya berupa purwarupa mobil dengan sumber tenaga baterai berbahan pupuk ZA.
Mereka adalah Rasyendria Rangga, Rahardian Mahendra Daniswara, Naning Retno Astuti, Bernardus Krisna Brata, Wahyu Febianto, mahasiswa ITS yang berada di balik inovasi ini. Melalui serangkaian riset hingga pengerjaan prototipe dilalui oleh tim ini hingga menghasilkan inovasi sumber daya baterai yang merupakan hasil buatan sendiri.
Ketua tim, Rasyendria Rangga menjelaskan, ide purwarupa ini mulanya dirancang menggunakan DC motor. Dalam perencanaannya, akan digunakan dua sistem gerak dalam purwarupa ini, yakni driving system dan stopping system. Driving system sendiri merupakan mekanisme agar purwarupa dapat berjalan, sedangkan stopping system adalah sebuah sistem yang berkaitan dengan cara purwarupa untuk berhenti.
Lebih lanjut, mahasiswa yang akrab disapa Rangga ini menuturkan, driving system yang digunakan memanfaatkan baterai zinc-air yang dicelupkan ke elektrolit dan direaksikan ke peroksida dengan konsentrasi tertentu. Dengan demikian, baterai akan memiliki tenaga, sehingga dapat berfungsi untuk menggerakkan purwarupa. Sedangkan terkait mekanisme stopping system, reaksi kimia berupa dekomposisi hidrogen yang digunakan sebagai konsep utama. “Salah satu inovasi besar dalam purwarupa ini terletak pada sumber daya baterai zinc-air yang merupakan buatan kami sendiri,” ujar mahasiswa kelahiran Gresik itu.
Rangga melanjutkan, penginovasian baterai ini sendiri berdasar riset yang dilakukan tim Spectronics 19. Berdasar hal itu, ia bersama timnya menemukan bahwa penggunaan amonium klorida sebagai elektrolit dalam baterai zinc-air memiliki availibilitas yang kurang maskimal. Oleh karenanya, tim Spectronics 19 ini menggantinya dengan amonium sulfat yang didapat dari pupuk ZA. “Berdasar hasil uji kami, amonium sulfat memiliki performa yang lebih bagus daripada amonium klorida,” tandasnya.
Dalam purwarupa mobil yang diciptakan timnya, ulas Rangga, setidaknya terdapat sepuluh baterai zinc-air yang digunakan untuk menghasilkan tegangan listrik sebesar sepuluh volt. Menggunakan sistem elektrik yang sederhana dan dibantu performa baterai berbahan pupuk ZA, tim yang dibimbing oleh Prof Hamzah Fansuri SSi MSi PhD ini berhasil menginovasikan purwarupa mobil yang efisien. Hal ini dibuktikan dengan adanya penghematan dalam penggunaan daya baterai untuk kerja yang sama. “Kemungkinan error juga menjadi lebih kecil,” imbuhnya.
Sempat mengalami kesulitan untuk mendapat bahan manufaktur dari luar negeri, tim yang menyelesaikan pembuatan purwarupa mobil dalam waktu satu bulan ini tak patah semangat. Benar saja, kategori best presentation pun berhasil diraihnya dalam kompetisi Indonesia Chem-E-Car Competition (ICECC) 2021. “Kami berharap sumber daya prototipe ini bisa dikembangkan menjadi sel bahan bakar atau fuel cell tersendiri,” harapnya menutup.
Reporter : Irwan Fitranto
Redaktur : Akhmad Rizqi Shafrizal
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan