Kampus ITS, ITS News – Membludaknya jumlah sampah di Indonesia per tahun 2020 yang mencapai 67,8 ton begitu memprihatinkan. Hal ini menggerakkan dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), untuk mengajak masyarakat melakukan tindakan solutif guna mengontrol jumlah sampah agar tidak mencemari lingkungan.
Menurut IDAA Warmadewanthi ST MT PhD, peningkatan jumlah sampah tidak bisa dipisahkan dari gaya hidup masyarakat. Contohnya, gaya hidup orang tua zaman sekarang yang cenderung menggunakan popok bayi bioplastik ketimbang popok kain menjadi salah satunya. “Gaya hidup masyarakat ini semakin lama semakin besar kontribusinya terhadap sampah,” imbuh profesor dari Departemen Teknik Lingkungan ITS ini.
Wawa, sapaan akrabnya menambahkan, melakukan kegiatan reduce, reuse, dan recycle (3R), membuang sampah pada tempatnya, mereduksi dan memilah sampah, menganggap sampah sebagai sumber daya, memperkuat aktualisasi hukum, dan meningkatkan tanggung jawab terkait sampah haruslah diterapkan. “Ini merupakan konsep re-think untuk menemukan solusi yang sesuai,” ujarnya.
Lebih lanjut, 3R sendiri bermakna melakukan pengurangan kegiatan konsumsi yang menyebabkan sampah, menggunakan kembali barang yang masih bisa digunakan, dan mengelola sampah. Sehingga, jika dilakukan oleh banyak orang bisa memberi pengaruh yang berarti bagi upaya pengentasan masalah sampah di Indonesia. “Langkah kecil yang dilakukan bisa berdampak besar,” ucap ahli lingkungan ini.
Di sisi lain, kegiatan 3R secara tidak langsung dapat mereduksi keberadaan sampah yang cukup besar jumlahnya. Sehingga, jika dibantu dengan upaya memilah sampah menjadi beberapa jenis yang berbeda, tujuan dari kegiatan 3R dapat dicapai dengan efektif. “Kegiatan 3R, upaya reduksi sampah, dan pemilahan sampah pada dasarnya saling terhubung satu sama lain,” sambungnya.
Kemudian, dosen yang pernah melakukan studi di Taiwan ini memberi pengertian bahwa sampah yang dikelola dengan baik bisa menawarkan potensi tersendiri. Oleh karena itu, Warma mendorong masyarakat untuk menganggap sampah sebagai sebuah sumber daya. “Sampah bisa digunakan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat dan berkelanjutan,” cetusnya
Di akhir, ia mengingatkan jika aspek memperkuat aktualisasi hukum merupakan tanggung jawab pemerintah dengan kontribusi masyarakat. Masyarakat dapat melaporkan pelaku pelanggaran pengelolaan sampah kepada pihak yang berwenang. “Jika saja semua pihak bisa bertanggung jawab secara hukum dan pribadi, maka jumlah sampah bisa diminimalisasi,” pungkasnya dalam webinar yang digelar April lalu. (*)
Reporter: Irwan Fitranto
Redaktur: Heny Tri Hendardi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan