Kampus ITS, ITS News – Wawancara seringkali dianggap momok para pelamar kerja dalam dunia karir profesional, khususnya mahasiswa fresh graduate. Oleh karenanya, guna mempersiapkan dan menunjang karier mahasiswa di dunia kerja, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi (HMSI) mengulas tips persiapan wawancara kerja, Minggu (23/5).
Dian Wahyu Pratama SKom MAB, Staff Pengembangan Organisasi PT Pupuk Kalimantan Timur menjelaskan bahwa secara filosofi, wawancara merupakan sebuah tahapan untuk mencocokkan keinginan individu dengan penawaran perusahaan. Selain itu, wawancara juga bisa menjadi proses pembangunan kepercayaan pertama kali. “Melalui interaksi antara perekrut sebagai perwakilan perusahaan dan peserta wawancara, akan terjadi pertukaran kepercayaan atau trust satu sama lain,” ujar alumnus Departemen Sistem Informasi ITS ini.
Sebab itulah, ulas Wahyu, diperlukan strategi tertentu untuk mempersiapkan wawancara agar berjalan dengan baik. Diantara strategi itu adalah teori 5 aturan utama wawancara (golden rules of interview) yang menurut Wahyu sangat penting. Golden rules ini terdiri dari riset, refleksi, represent atau menyampaikan, rehearse atau berlatih, dan ikhlas.
Sesuai poin pertama, imbuh Wahyu, seorang pelamar pekerjaan yang hendak melakukan wawancara wajib melakukan riset terkait pekerjaan dan perusahaan yang ditujunya. Beberapa hal yang mesti dipahami antara lain rentang gaji di pasaran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, perannya dalam sebuah perusahaan, hingga budaya kerja yang ada di perusahaan tersebut.
Setelah riset dilakukan secara terstruktur, pelamar harus merefleksikan diri terkait kesesuaian gaji tersebut dengan kapabilitas yang dimilikinya dalam mengerjakan tugas dan kewajiban yang akan diberikan. “Ada batas toleransi yang harus ditetapkan oleh pelamar. Dengan demikian perusahaan akan menangkap bahwa Anda sangat memahami betul pekerjaan dan kemampuan diri Anda,” imbuhnya.
Setelah dua poin yang bersifat wawasan tersebut dikuasai, tak kalah penting juga untuk menguasai cara penyampaian yang baik. Di samping bahasa verbal, bahasa tubuh sebagai penyampai pesan non-verbal juga merupakan hal krusial, bahkan dianggap lebih jujur dibanding bahasa verbal. “Jika pelamar sudah tahu kesan yang ingin disampaikan saat wawancara, maka dapat beralih ke poin berikutnya, yakni berlatih agar tidak gugup,” lanjut pria berkaca mata itu.
Setelah keempat poin diatas telah dipersiapkan dengan baik, satu poin berikutnya ini berperan sebagai penunjang kesemuanya. Ikhlas dalam setiap usaha yang telah dilakukan, adalah kunci agar dapat bertahan menghadapi kenyataan. Sebab seringkali pelamar kerja memikirkan hasilnya secara berlebihan, dan terkurung dalam ekspektasinya sendiri. “Andaipun hasilnya tidak diterima, bukan berarti Anda tidak kompeten, melainkan kebutuhan perusahaan itu yang tidak cocok dengan kemampuan Anda,” jelasnya. (*)
Reporter : Dian Nizzah Fortuna
Redaktur : Akhmad Rizqi Shafrizal
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan