Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) semakin siap berperan dalam membangun ekosistem halal di Jawa Timur. Hal tersebut dibuktikan dengan keterlibatan ITS sebagai salah satu mitra kerja dalam penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara ITS dengan Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (KPEU MUI) Jawa Timur bersama Gubernur Jawa Timur, Rabu (26/5) lalu.
Berlangsung di Wisda Rengganis Wisata Pantai Pasir Putih, Situbondo, acara ini mengusung tema Kunjungan Lapangan (Persiapan Display Mata Rantai Halal Produk IKM dan UKM) dan Penandatangan Deklarasi Situbondo (Nota Kesepahaman Pemberdayaan Ekonomi & Pengembangan Halal Value Chain di Jawa Timur).
Menurut keterangan Kepala Pusat Kajian Halal ITS Prof Setiyo Gunawan ST PhD, isi Deklarasi Situbondo memiliki lima poin penting. Di antaranya adalah mengembangkan ekonomi dan halal value chain, mengembangkan pemberdayaan pesantren dan pemberdayaan ekonomi pesantren, mengembangkan ketahanan pangan, mengembangkan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), serta menumbuhkan wirausaha baru bagi generasi muda.
Alumnus National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) tersebut menjelaskan bahwa MoU ini turut melibatkan Bupati Situbondo Karna Suswandi, 28 mitra kerja yang terdiri dari lembaga pendidikan tinggi, pelaku UMKM Kabupaten Situbondo, lembaga pemerintahan, organisasi kepemudaan, pesantren, dan instansi terkait lainnya.
Dari ITS sendiri turut menghadirkan Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian Bambang Pramujati ST MScEng PhD, Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Agus Muhamad Hatta ST MSi PhD, dan Kepala Pusat Kajian Halal ITS Prof Setiyo Gunawan ST PhD.
Setiyo Gunawan mengungkapkan bahwa alasan Situbondo didapuk menjadi tuan rumah MoU dikarenakan kawasan tersebut merupakan revitalisasi eks Restoran Papin Carita, di mana lokasi tersebut kerap digunakan untuk display produk UKM-IKM dalam mata rantai halal. “Nantinya, ada empat wilayah lain yang akan dikembangkan selain Situbondo sebagai perwakilan kawasan timur,” tutur dosen yang kerap disapa Gunawan ini.
Empat wilayah lain tersebut adalah wilayah utara, wilayah selatan, wilayah barat, dan wilayah Madura. Di samping itu, terdapat sembilan item yang akan ditanamkan di setiap wilayah untuk pengembangan Halal Value Chain. “Yakni Pojok Sertifikasi Halal MUI, Display UKM Halal, Restaurant yang mengusung Kuliner Nusantara Food, Meeting Hub, Wisata Laut, Counter Kas Bank Jatim/ATM Center, Guest House, PertaShop & Auto Care serta Fashion & Cosmetic Halal Outlet,” bebernya.
Dosen Departemen Teknik Kimia ini menambahkan bahwa ITS tak hanya mendukung Deklarasi Situbondo, melainkan ikut berperan dalam sosialisasi Kawasan Industri Halal Safe and Lock di Sidoarjo. Senada dengan Gunawan, Wakil Rektor IV ITS juga memberikan dukungan penuh atas pelaksanaan program Halal Value Chain tersebut.
Ke depan, Gunawan berharap dengan adanya Pusat Kajian Halal ITS yang merupakan lembaga rujukan dalam kajian halal berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, ITS lebih siap berkolaborasi dengan dunia usaha, lembaga dan Organisasi Massa Islam dalam menyongsong era industri halal baik skala nasional maupun internasional. “Saya juga mengharapkan kerja sama antar pemangku kepentingan sehingga ekosistem halal dapat segera terwujud di Indonesia,” pungkasnya. (HUMAS ITS)
Reporter: Erchi Ad’ha Loyensya
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di