Kampus ITS, ITS News – Selain hanya beraktivitas di dalam kelas, banyak kegiatan berguna lain yang dapat dilakukan oleh mahasiswa, salah satunya berwirausaha. Mengulas pengalaman bisnis miliknya yang bernama Bionika, seorang alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Richardo Petricius Utoyo ST membagikan tips berwirausaha bagi para mahasiswa.
Alumnus Departemen Teknik Fisika ITS ini menjelaskan bahwa selain mencetak penghasilan, kemampuan berwirausaha merupakan salah satu kemampuan yang memiliki banyak manfaat lainnya. Bagi mahasiswa khususnya, kemampuan ini melatih agar pintar memanajemen uang dan membiasakan diri bekerja di bawah tekanan.
Untuk menguasainya, ulas Richardo, diperlukan wawasan yang harus dikuasai. Setidaknya terdapat tiga kiat dasar yang disarankannya, yakni mencari produk, membuat penawaran, dan merealisasikannya. “Tiga ilmu dasar wirausaha ini penting, sebab jika sudah dikuasai, akan mudah mendapatkan cuan atau penghasilan tambahan untuk uang jajan,” tuturnya.
Membahas kiat pertama, Richardo menuturkan bahwa mencari produk yang ingin dijual merupakan langkah yang terbilang mudah. Dari pengalamannya saat masih menjadi mahasiswa ITS, ia mendapati banyak sekali produk gagasan mahasiswa ITS yang bagus dan bernilai komersial. Guna memudahkan langkah-langkah berikutnya, alangkah baiknya gagasan ini dapat diikutsertakan dalam kompetisi terlebih dahulu. “Cari dulu tim sesama mahasiswa untuk membawakan produk yang sudah ditentukan,” imbuhnya.
Adapun hal yang harus diperhatikan dalam memilih tim menurut Richardo adalah komposisi yang tepat. Proses perintisan kegiatan wirausaha akan lebih mudah dijalankan dengan komposisi tim yang heterogen. Sebab keberagaman latar belakang anggota tim akan sejalan dengan ide-ide kreatif dan solutif yang tercetus. “Kalau bisa dari berbagai jurusan supaya bisa menambah sudut pandang,” cetusnya.
Pendiri Bionika itu menyambung, secara tidak langsung pemilihan tim ini dapat meningkatkan kemungkinan menang dalam kompetisi yang diikuti. Dengan demikian, uang hadiah dari kompetisi tersebut nantinya dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk memasarkan produk di kehidupan nyata. “Strategi ini akan sangat membantu kegiatan wirausaha yang akan kalian jalankan,” ujarnya.
Setelah modal didapat, lanjutnya, langkah berikutnya adalah memperhatikan tren minat masyarakat di pasar. Dengan kemajuan teknologi, tren ini bisa diakses secara mudah, melalui Google Trend misalnya. Berbekal pengetahuan ini, calon wirausahawan dapat mengetahui potensi laku atau tidaknya barang yang akan dijualnya.
Setelah target pasar ditentukan dengan pasti, serta analisis risiko terhadap fluktuasi pasar dapat diterima, maka dibuatlah penawaran. Penawaran ini akan menjadi iklan dini sebuah bisnis produk kepada calon customer-nya. “Dengan memastikan pasar, baik kepada masyarakat atau perusahaan, akan meyakinkan dan memudahkan wirausahawan dalam pengambilan langkah selanjutnya,” tutunya.
Perealisasian adalah langkah berikutnya yang merupakan wujud dari konsep yang dirancang sebelumnya. Dari langkah eksekusi ide inilah penghasilan sudah mulai bisa didapatkan. “Jangan lupa untuk menyisihkan sebagian uang untuk kelancaran bisnis atau juga dapat diinvestasikan untuk menambah penghasilan,” tandasnya.
Terakhir, agar dapat menjalankan kesemuanya dengan baik, pria berkacamata ini memotivasi para mahasiswa agar percaya diri dalam berwirausaha. Selain itu, ia juga menyarankan para mahasiswa agar lebih teliti terhadap tren yang ada di pasar. “Saya bukan anak orang kaya, tapi bisa berwirausaha,” pungkasnya memberi teladan. (*)
Reporter : Irwan Fitranto
Redaktur : Akhmad Rizqi Shafrizal
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan