ITS News

Rabu, 02 Oktober 2024
28 Mei 2021, 03:05

Mengulas Peran BIG dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Suasana kuliah umum ketika Kepala Badan Informasi Geospasial, Prof Dr rer nat Muh Aris Marfai M Sc menyampaikan materi mengenai tugas dan fungsi Badan Informasi Geospasial

Kampus ITS, ITS NewsPemanfaatan data dalam informasi geospasial (IG) bukanlah sekadar kepentingan proyek, namun menyangkut urgensi pembangunan nasional. Mengulas peran IG lebih dalam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Badan Informasi Geospasial (BIG) menggelar Kuliah Umum bertajuk Pemanfaatan Informasi Geospasial untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia, Senin (24/5).

Kepala Badan Informasi Geospasial, Prof Dr rer nat Muh Aris Marfai M Sc, mengungkapkan bahwa BIG selaku lembaga yang diberi amanat undang-undang untuk melaksanakan kegiatan terkait IG, telah merubah visi misinya sehingga tidak lagi hanya berorientasi menghasilkan peta, melainkan berfokus mendukung pemerintah menjalankan program pembangunan berkelanjutan. Peran BIG dalam proses pengambilan dan pengolahan data pun dilakukan dengan aktif merespon revolusi industri 4.0 agar pelaksanaan IG mencapai target yang memuaskan di tahun 2024.

Dikatakan Aris, dalam pembangunan berkelanjutan yang memuat sektor pendidikan, wilayah, bisnis, dan masyarakat, BIG memberikan sumbangsih dalam dua kategori yakni, informasi geospasial dasar (IGD) dan informasi geospasial tematik (IGT). “Dapur IG yang dicetak oleh ahli geodesi dan geomatika bertanggungjawab atas pembuatan peta dasar, peta garis pantai, nama rupabumi, bangunan, dan sebagainya, merupakan bagian dari IGD,” terangnya.

Sementara IGT, seperti yang dijelaskan Aris dalam presentasinya, bertugas membantu dan mengembangkan fasilitas IGD guna mendukung implementasinya dalam berbagai sektor. Menurutnya, tugas ini mencakup kegiatan mengoordinasikan, mengintegrasikan,dan menyinkronkan penyelenggaraan IG nasional.

Suasana ketika Kepala Badan Informasi Geospasial, Prof Dr rer nat Muh Aris Marfai M Sc menyampai materi mengenai penggunaan Ina-CORS

Berkomitmen pada UU No. 4 tahun 2011, Aris menyingkap bahwa BIG menanggapi serius isu strategis nasional sektoral dengan target menyelesaikan IGD sehingga IGT dapat bergerak ke bidang lain, misalnya industri. Peta persebaran Indonesian Operating Reference Station (Ina-CORS) diciptakan sebagai ikhtiar BIG dalam pembangunan berkelanjutan guna mengamati secara real time kondisi geodetik Indonesia. Geografer kelahiran Klaten ini merinci keunggulan aplikasi Ina-CORS yang memuat sistem peringatan dini bencana alam, sistem penentuan posisi teliti seketika, serta menyediakan layanan koreksi posisi berbagai macam kebutuhan navigasi.

Lebih lanjut, BIG berupaya mendukung kinerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui pembentukan satuan reaksi cepat penanggulangan bencana dengan metode pemetaan yang menghasilkan output berupa analisis keruangan. Dibentuk pula real time sistem navigasi satelit GNSS yang dapat menentukan perubahan posisi suatu objek tiap detik untuk keperluan monitoring gempa bumi dan tsunami. GNSS merupakan bentuk dukungan BIG kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan telah disebarkan di seluruh wilayah Indonesia dengan total 213 stasiun. “Dipasang juga 170 stasiun pasang surut di berbagai wilayah perairan Indonesia,” ujar alumni Universitas Gadjah Mada itu.

Di sektor lain, Aris mengatakan bahwa telah dibuat peta tata guna lahan, dengan harapan agar pemerintah dapat membina penyelenggaraan izin usaha perkebunan, termasuk perizinan lokasi yang digunakan. Ikhtiar BIG dalam pembangunan berkelanjutan juga terlihat dari dukungannya terhadap kualitas pendidikan dengan diciptakannya alat bantu belajar seperti atlas faktual, globe, atlas pendidikan, dan sebagainya. Selain itu, BIG berupaya mendistribusikan informasi secara masif dengan membuka portal jendela informasi geografi nusantara. (*)

Reporter : Zanubiya Arifah Khofsoh
Redaktur: Fatih Nurul Izzah

Berita Terkait