Kampus ITS, ITS News — Mengusung kampus yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan gelar wicara bertajuk Bincang Tandur Menuju ITS Berbuah pada Kamis (22/4). Mengulas tips seputar dunia bercocok tanam dari para praktisi berpengalaman, gelar wicara ini sekaligus mendukung dimulainya program ITS Berbuah, program pemanfaatan lahan kosong ITS menjadi lokasi hutan edu wisata.
Menyeriusi dunia perkebunan sejak tahun 2009, Andreas Krisbayu berbagi pengalamannya dalam bertana di rumah seluas 150 meter persegi. Lelaki yang akrab disapa Andreas tersebut menuturkan, cara terbaik menanam pohon buah bagi pemula adalah dengan teknik sambung pucuk. “Bibit sambung pucuk menggabungkan batang bawah dari pohon lokal yang tahan hama dan batang atas dari pohon unggul hasil penelitian,” terang lelaki lulusan Teknik Lingkungan ITS tersebut.
Dijelaskan oleh Andreas, banyak aspek yang perlu diperhatikan dalam bertanam pohon buah. Mulai dari awal penanaman, tanah yang akan digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu. Ia menyarankan untuk menyampurkan tanah dengan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1 dan didiamkan di bawah sinar matahari. Sembari menunggu tanah dijemur, lanjut Andreas, galian yang akan ditanami bibit harus disemprot fungisida, pestisida yang menghambat jamur penyebab penyakit pada tanaman. “Bibit sebaiknya ditanam pada sore atau besok paginya supaya tidak langsung berfotosintesis,” terang lelaki yang kini bekerja di perusahaan migas tersebut.
Penanaman bibit pohon buah, ungkap Andreas, juga harus memperhatikan jarak tanam. “Idealnya, antar pohon diberi jarak 5-8 meter,” pungkasnya. Hal tersebut disebabkan karena pohon buah cenderung memiliki akar, batang, dan ranting yang panjang sehingga ruang yang cukup akan sangat penting bagi pertumbuhan pohon dalam jangka waktu lama.
Mendukung program ITS Berbuah, Andreas menyarankan kegiatan pendataan pohon sebagai bentuk edukasi dan kontrol. “Setiap pohon sebaiknya diberi catatan terkait nama, deskripsi singkat, tanggal tanam, asal bibit, nomor seri, dan nomor induk,” rincinya. Sempat pula membudidayakan anggrek, Andreas menyarankan ITS Berbuah memberi pemanis berupa tanaman bunga di batang pohon yang akan ditanam. “Pemandangannya akan lebih cantik dan harum,” pungkasnya sembari memamerkan anggrek spesies yang pernah ia tanam.
Pengembangan Pupuk Organik Cair (POC)
Bertandur rupanya juga menjadi hobi dari Wakil Dekan Fakultas Teknik Industri dan Rekayasa Sistem, Juwari ST MEng PhD. Tidak hanya bereksperimen di laboratorium, dosen Departemen Teknik Kimia yang akrab disapa Juwari ini juga gemar mencoba hal-hal baru dengan tanaman.
Awalnya, Juwari melihat tumpukan batang pohon asam londo di trotoar ITS yang dipangkas supaya rapi. Ia pun membawa gelondongan kayu tersebut untuk ditanam di polybag dan ditambahkan Pupuk Organik Cair (POC). Ternyata, ungkapnya, batang asam londo tersebut dapat tumbuh dan terbentuk menjadi bonsai.
Hal tersebut menambah ketertarikan Juwari terhadap tanaman dan mengantarkannya pada pengembangan pembuatan POC. Dosen yang ahli dalam bidang pengendalian proses tersebut kemudian menganalisis kandungan POC buatannya yang bersumber dari limbah kulit buah. “Saya menghindari penggunaan sisa makanan karena akan jadi bau,” terangnya.
Saat ini, Juwari mengaku POC buatannya sudah memenuhi kandungan nitrogen sesuai standar mutu pupuk organik. Penelitiannya masih dalam proses untuk memenuhi kandungan unsur fosfor dan kalium yang dibutuhkan. “POC yang saya kembangkan masih untuk tahap penyemaian, belum untuk pertumbuhan sampai menghasilkan buah,” ungkapnya.
Namun, Juwari optimis POC yang dikembangkannya dapat terus sempurna dan dimanfaatkan secara luas, termasuk dalam program ITS Berbuah. “Saya menyambut baik program ITS Berbuah demi menjaga kelestarian bumi dan ketahanan pangan Indonesia,” ujarnya. (*)
Reporter: Difa Khoirunisa
Redaktur : Muhammad Ainul Yaqin
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan