Kampus ITS, ITS News – Business Case Competition (BCC) adalah kompetisi memecahkan permasalahan bisnis baik dari segi pemasaran, operasi, keuangan, teknologi, sumber daya manusia, maupun arahan strategis perusahaan. Dalam BCC, diperlukan kemampuan analisa kasus yang baik serta kemampuan berpikir inovatif. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Model United Nations Club (MUN) membagikan tips analisa kasus bisnis dalam BCC.
Dalam BCC, peserta akan diposisikan sebagai konsultan atau Chief Excecutive Officer (CEO) dari sebuah perusahaan dan dituntut untuk memberikan solusi yang paling layak dan strategis terhadap permasalahan yang disajikan. Menurut Yosephine Devina Wijaya, terdapat lima tahapan inti yang diperlukan agar analisa permasalahan jelas dan menghasilkan solusi yang tepat sasaran.
Tahapan yang pertama adalah mengidentifikasi permasalahan. Tak jarang BCC menyediakan studi kasus yang tidak menyajikan pokok permasalahan secara eksplisit sehingga peserta harus menemukannya sendiri. Dalam hal ini, Yosephine menyarankan untuk terlebih dahulu menemukan pernyataan permasalahan yang biasanya ada di paragraf awal atau akhir lalu menggunakan kerangka kerja untuk memahami situasi dan masalah perusahaan. “Jangan memakai terlalu banyak kerangka kerja, nanti jadinya pusing sendiri,” imbuhnya.
Berikutnya adalah menentukan akar permasalahan. Alumnus Universitas Prasetiya Mulya ini menyarankan metode issue tree atau struktur permasalahan untuk menemukan penyebab utama dari permasalahan yang ada. Issue tree yang baik mencakup atau memperhitungkan semua faktor yang mungkin terjadi tetapi tidak tumpang tindih satu sama lain. Sebagai contoh, keuntungan perusahaan disebabkan oleh dua faktor yaitu berkurangnya pendapatan dan meningkatnya pengeluaran.
Selanjutnya adalah menentukan skala prioritas dari masalah-masalah yang ada. Yosephine menegaskan bahwa tidak semua masalah yang tersaji harus diselesaikan karena terbatasnya waktu dan sumber daya. Masalah yang harus diprioritaskan adalah masalah dengan dampak yang besar bagi perusahaan tetapi memerlukan usaha yang kecil untuk mengatasinya sehingga dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang dekat. “Coba petakan masalah-masalah itu ke dalam matriks prioritas, jadi bisa tahu mana yang harus diselesaikan,” katanya.
Setelah menemukan prioritas permasalahan, langkah yang dilakukan selanjutnya adalah membuat solusi dengan sasaran yang jelas. Untuk menemukan solusi yang tepat, digunakan issue tree untuk mengetahui semua opsi solusi yang dapat dipilih dan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Ada juga yang memanfaatkan SWOT perusahaan dengan menggunakan kelebihan perusahaan untuk menutupi kekurangan yang ada, atau menggunakan kesempatan untuk menutupi ancaman yang ada.
Setelah tahu gambaran besar dari solusi yang harus diimplementasikan, buat rencana aksi yang detail. Pada dasarnya, rencana aksi ini harus menjelaskan “how is the how” atau cara mengimplementasikan solusi yang telah ditentukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan dari solusi tersebut. Rencana aksi yang detail biasanya memuat timeline, anggaran biaya, manajemen risiko, serta dampak dari solusi yang ditawarkan.
Tak lupa, co-founder dari Tutorku ini juga membagikan beberapa tips seperti membangun dinamika tim yang kuat dan antar anggota tim saling melengkapi kekurangan yang ada, petakan kembali masalah ketika terlalu larut dalam detail dan masalah terlihat membingungkan, membuat makalah dan presentasi yang sesederhana mungkin tetapi memiliki struktur yang jelas agar perusahaan langsung paham dengan solusi yang ditawarkan, serta mencari mentor atau pembimbing untuk mendapatkan masukan atau arahan.
Di akhir, Yosephine memotivasi hadirin webinar agar tidak takut gagal dalam perlombaan karena seiring dengan kegagalan tersebut, ada hal yang dapat diperbaiki. Semakin banyak kegagalan yang dialami, kesuksesan yang akan diraih juga akan semakin besar. “Jika kamu tidak mau gagal, kamu juga tidak mau untuk sukses,” tutupnya dengan tegas. (*)
Reporter: Dian Nizzah Fortuna
Redaktur : Muhammad Ainul Yaqin
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan