ITS News

Rabu, 13 November 2024
09 Juni 2021, 16:06

QS WUR 2022, ITS Terbaik dalam Aspek Internasionalisasi di Indonesia

Oleh : Tim Website | | Source : https://www.its.ac.id/
ITS mendapatkan skor tertinggi pada aspek International Student Ratio bersama Bina Nusantara University (Binus) dengan nilai 4.5

ITS mendapatkan skor tertinggi pada aspek International Student Ratio bersama Bina Nusantara University (Binus) dengan nilai 4.5 berdasarkan QS WUR

Kampus ITS, ITS NewsInstitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali membuktikan diri sebagai salah satu universitas kelas dunia. Hal ini ditunjukkan ITS pada nilai aspek International Student Ratio tertinggi di Indonesia dengan skor 4,5 dan aspek International Faculty Ratio tertinggi kedua dengan skor 45,7 berdasarkan pemeringkatan oleh Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings (WUR) 2022 yang telah rilis, Rabu (9/6).

Menurut Manajer Senior Urusan World Class University ITS Rulli Pratiwi Setiawan ST MSc PhD, International Student Ratio dinilai dari rasio jumlah mahasiswa internasional dengan seluruh mahasiswa aktif yang berkuliah di ITS. Sementara International Faculty Ratio dinilai dari rasio jumlah dosen internasional yang berkontribusi pada pengajaran, penelitian, atau keduanya terhadap jumlah dosen keseluruhan.

Dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS tersebut menyebutkan, banyak hal yang telah dilakukan ITS untuk menjalin jaringan internasional baru. Seperti dengan menginisiasi pelaksanaan program International Guest Lecture Series, workshop, kerja sama riset, dan publikasi.

Kendati demikian, Rulli mengungkapkan jika ITS masih harus terus berbenah untuk memperbaiki pada aspek-aspek yang lain. “Tinggi atau tidak itu sebenarnya relatif, namun yang lebih penting adalah bagaimana upaya perbaikan yang terus dilakukan dan berdampak pada peningkatan kinerja ITS di semua bidang,” ungkapnya.

ITS berhasil meraih skor terbaik kedua di Indonesia pada aspek International Faculty Ratio dengan nilai 45,7

ITS berhasil meraih skor terbaik kedua di Indonesia pada aspek International Faculty Ratio dengan nilai 45,7

Selain kedua aspek tersebut, QS WUR juga menilai pada aspek yang lain seperti Academic Reputation, Employer Reputation, Faculty Student Ratio, dan Citations per Faculty. Academic Reputation dan Employer Reputation diukur melalui survei terhadap akademisi dan mitra kerja ITS, baik luar negeri maupun dalam negeri. Hasil survei dihitung dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Setiap tahunnya, Rulli melanjutkan, ITS harus menyetorkan 400 nama baru untuk Academic Peer dan Employer Peer. Upaya perbaikan untuk meningkatkan Academic Reputation dan Employer Reputation sudah dilakukan mulai 1-2 tahun terakhir.

Mengenai Employer Peer, lanjut Rulli, ITS terus melakukan pendekatan ke para alumni dan pengguna alumni ITS untuk mendukung ITS dalam pemeringkatan internasional ini. Sementara untuk Academic Peer, dibutuhkan peran dosen yang tidak hanya untuk menjalin hubungan kembali dengan mitra akademik yang ada, melainkan juga memperluas jaringan baru, sehingga dapat menominasikan nama mitra akademik baru setiap tahunnya.

Selanjutnya mengenai aspek Faculty Student Ratio, diukur berdasarkan rasio dari jumlah dosen terhadap jumlah mahasiswa aktif. Serta aspek Indicator Citations per Faculty, dihitung berdasarkan rasio total seluruh sitasi yang didapat selama lima tahun dibagi dengan jumlah dosen.

Salah satu langkah yang diambil ITS adalah dengan upaya upgrading Tugas Akhir (TA). “Program ini diharapkan agar karya Tugas Akhir mahasiswa dapat ditingkatkan menjadi artikel yang bisa dipublikasi dalam jurnal internasional bereputasi,” ungkapnya.

Secara keseluruhan ITS berhasil menduduki peringkat ke-6 di Indonesia versi QS WUR 2022

Secara keseluruhan ITS berhasil menduduki peringkat ke-6 di Indonesia versi QS WUR 2022

Secara keseluruhan aspek pada QS WUR 2022, ITS menempati peringkat 751-800 dunia dan  peringkat ke-6 dari 16 perguruan tinggi Indonesia yang berpartisipasi. Terdapat 1.300 perguruan tinggi di seluruh dunia yang berpartisipasi. “Jumlah tersebut naik dari tahun lalu yang hanya sebanyak 1.002 perguruan tinggi,” tuturnya.

Perempuan berkaca mata ini juga menjelaskan bahwa peringkat bukan sebuah tujuan. “Tetapi hanyalah sebuah tolok ukur agar kita dapat mengukur atau mengevaluasi hasil kinerja kita,” tandas Rulli ketika menyampaikan keterangannya.

Rulli berharap jika hasil dari pemeringkatan ini bisa memberikan pandangan terkait hal-hal apa saja yang masih harus diperbaiki ke depannya. ”Sehingga hasil pemeringkatan ini bisa menjadi masukan untuk perumusan kebijakan perguruan tinggi,” pungkasnya. (HUMAS ITS)

Reporter: Sofyan Abidin

Berita Terkait