ITS News

Selasa, 01 Oktober 2024
30 Juni 2021, 06:06

Inilah Enam Profesi yang Menunggu Sarjana Desain Interior

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Membuka diskusi, Prastia Putra Tjokroadisoerjo menginformasikan bahwa mahasiswa jurusan desain interior tak harus menjadi desainer interior

Kampus ITS, ITS News – Sejatinya, profesi bagi mahasiswa bidang studi desain interior sangatlah beragam. Tidak melulu menjadi desainer sebuah bangunan, banyak cabang bidang pekerjaan lain yang kini menunggu para sarjana desain interior ini. Hal inilah yang diulas Prastia Putra Tjokroadisoerjo, mengenai enam pekerjaan di perusahaan bagi sarjana desain interior.

Pria yang bekerja sebagai Managing Editor di Casa Indonesia ini menuturkan bahwa selaku mahasiswa desain interior, juga termasuk arsitektur dan desain komunikasi visual, sebaiknya juga mengasah kemampuan dan keahlian lain di luar desain. Hal ini dikarenakan, keahlian khusus terutama soal manajemen, administrasi, informasi, pelatihan, serta pendampingan dibutuhkan agar membantu dalam pemilihan karier desain nantinya.

Adapun karier-karier di bidang desain yang membutuhkan keahlian semacam ini, sebut Putra, yakni seperti design author, visual creator, decorator, visual merchandiser, landscaper dan design marketplace. “Jadi sebetulnya profesi-profesi ini yang sekarang banyak menanti para mahasiswa desain, tidak melulu jadi arsitek atau desainer interior,” ujarnya.

Enam profesi yang mengejar mahasiswa desain interior dan rumpunnya sedang dijelaskan oleh Putra

Soal profesi design author sendiri, Putra mengungkapkan bahwa profesi ini sama halnya dengan penulis di bidang desain. Lulusan sarjana ilmu komunikasi itu menyontohkan perusahaan tempatnya bekerja kini, Casa, pun membutuhkan penulis dengan latar belakang keilmuan desain. “Terlebih media kreatif yang bergerak di bidang desain, arsitektur dan gaya hidup pasti membutuhkan kalian,” ungkap pria itu.

Profesi yang menunggu para mahasiswa desain interior selanjutnya ialah visual creator. Kreator visual memiliki tugas untuk merepresentasikan sebuah ide dalam sebuah gambar. Dalam pekerjaannya, kreator visual dibagi menjadi fotografer, videografer, hingga sinematografer. “Biasanya profesi-profesi ini dibutuhkan oleh biro-biro desain, brand dan studio desain,” tuturnya.

Selanjutnya ialah decorator, profesi yang mengharuskan pekerjanya untuk bisa mengatur dekorasi sebuah acara. Acara yang dimaksud tidak hanya berupa acara formal seperti pernikahan, melainkan juga event-event tertentu di mal, bazar, perusahaan rintisan dan sebagainya. “Decorator selalu dibutuhkan oleh perusahaan untuk memvisualisasikan dekorasi mereka,” imbuhnya.

Memiliki skala pekerjaan yang lebih kecil, profesi menarik berikutnya ialah window displayer. Putra menjelaskan, biasanya window displayer bertugas untuk menata barang supaya terlihat menarik dan sedap dipandang. Oleh karenanya, profesi ini memerlukan orang yang berpikiran out of the box. “Window displayer juga bisa dijadikan sebagai profesi rintisan yang menjanjikan, dengan memajang foto setiap benda, memasukkannya ke dalam portofolio dan ambil kesempatan apabila dilirik perusahaan untuk berkolaborasi,” tegasnya bersemangat.

Lain lagi dengan landscaper, pria yang sudah berkecimpung di dunia desain selama tujuh tahun ini mengulas bahwa profesi ini bertugas untuk menata ruangan di luar gedung agar tampak cantik. Putra menceritakan bahwa saat ini, profesi landscaper sedang banyak dicari. “Terutama resort dan vila di Bali, Labuan Bajo, Lombok dan wilayah wisata lain, banyak yang membutuhkan jasa profesi ini untuk membangun usahanya,” tandasnya.

Yang terakhir, Putra membeberkan seputar profesi marketplace designer. Secara sederhana, ia menjelaskan bahwa marketplace designer adalah desainer sebuah profesi yang bekerja di platform berbasis jual-beli produk dan jasa. Tugas utama dari profesi ini adalah mendesain sebuah website, aplikasi dan platform-platform pendukung lainnya. “Dalam profesi ini, desainer harus mendesain platform dengan cantik dan mudah digunakan oleh para penggunanya,” sambungya.

Di ujung sesi pemaparannya, pria yang menggeluti media kreatif dan gaya hidup ini berharap agar para mahasiswa desain interior dan bidang terkait lainnya tidak khawatir soal profe yang bisa diambil. Dirinya berpesan agar mahasiswa bisa memperluas kemampuannya dan bersosialisasi semakin luas. “Sesering mungkinlah untuk mencoba. Ikuti magang, dan cari relasi sebanyak-banyaknya. Selalu ada ruang untuk berkembang,” pungkasnya. (*)

Reporter : Irwan Fitranto

Reddaktur : Akhmad Rizqi Shafrizal

Berita Terkait