Kampus ITS, ITS News – Sebagai akibat dari Covid-19, banyak mahasiswa mengalami stress pada karena perubahan kondisi perkuliahan dari luring menjadi daring. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat stres yang berlebihan dapat menyebabkan banyak gangguan mental. Simak cara menghadapinya yang dibahas pada seminar bertajuk Stress Karena Kuliah Online yang dihelat Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Psikolog sekaligus pembicara dalam acara tersebut, Muhammad Syibbli MPsi menyebutkan bahwa tidak semua orang dapat menerima perubahan dengan mudah. Kondisi ini tingkatannya berbeda-beda bergantung pada bagaimana orang tersebut mendefinisikan stres. Menurutnya, setidaknya terdapat beberapa gejala psikologi stres yang harus disadari dan dipahami oleh setiap orang, seperti mudah marah, mudah terdistraksi, kurang motivasi, merasa defensif, merasa kurang terhadap kontrol diri, dan kurang percaya diri.
Sayangnya, banyak orang yang melakukan diagnosis sendiri, self-labeling, dan generalisasi gejala stres. Akibatnya, masalah yang sebenarnya kecil terlihat besar. Dari sinilah timbul banyak terminologi yang populer digunakan oleh masyarakat, misalnya overthinking, insecurity, dan quarter-life crisis. “Kalau misalkan ada masalah dengan dua orang, bukan berarti kamu punya masalah sama semua orang,” imbuhnya.
Syibbli menjelaskan terdapat dua strategi menghadapi stres. Yang pertama adalah strategi berasaskan masalah, yaitu mengurangi secara aktif sumber stres yang ada. Misalnya, apabila stres karena jadwal kelas yang padat maka solusinya adalah membolos kelas. Strategi ini dapat menenangkan namun juga berisiko untuk masa depan. Selanjutnya adalah strategi berasaskan emosi dengan menjauhkan diri dari sumber stres untuk memulihkan perasaan dan emosi seperti relaksasi dan meditasi.
Psikolog di Satu Persen ini menyebutkan bahwa orang sukses adalah orang yang mencari dari permasalahan yang sedang dihadapi, bukan mencari masalah dari solusi yang ditemukan. Dengan kata lain, orang gagal adalah orang yang tidak mau dan takut untuk menginisiasi solusi yang ada. “Padahal setiap jalan pasti ada konsekuensinya jadi tinggal pilih saja mau lama atau cepat, ” tutupnya.(*)
Reporter: Dian Nizzah Fortuna
Redaktur: Fatih Izzah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan