Kampus ITS, ITS News — Masalah pandemi coronavirus disease (covid-19) yang belum terselesaikan menyebabkan timbulnya berbagai masalah lain, contohnya permasalahan ekonomi. Guna menghindari berbagai permasalahan tersebut, Departemen Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (MMT-ITS) menggelar konferensi internasional bertajuk The 3rd International Conference on Management of Technology, Innovation, and Project (MOTIP 03) dan digelar secara daring, Sabtu (24/7).
Assoc Prof Himanshu Shee PhD dari Victoria University Business School, Melbourne dalam sambutannya mengungkapkan, tindakan lockdown (mengunci sebagian wilayah) memaksa suatu negara untuk menutup perbatasan internasional dan negara bagian. Selain itu negara juga dapat menutup daerah bandara, pabrik, gudang, bisnis, hingga lembaga pemerintah yang ada. “Hal ini mengakibatkan kontrol aktivitas masyarakat semakin mengetat dan menyebabkan kegiatan ekonomi dapat menurun drastis,” katanya.
Dampak dari tindakan lockdown, lanjut pria yang akrab disapa Himanshu, yaitu di bidang logistik yang terdistorsi dan tutupnya pabrik pemasok. Adapun Jaringan logistik yang terdistorsi dapat menyebabkan variabilitas jumlah kebutuhan barang serta kacaunya alur rantai pasok kebutuhan. “Apabila dibiarkan terus menerus, maka dapat terjadi kekurangan stok atau bahkan sebaliknya yakni kelebihan stok dan dapat menyebabkan kerugian yang besar,” lanjutnya.
Himanshu melanjutkan, tutupnya beberapa pabrik pemasok bahan baku juga mengganggu aliran material barang pada sebuah produk. Alhasil bahan baku akan menjadi sangat langka dan terjadi saling berebut bahan baku antara produsen satu dengan lainnya. Produksi pabrik manufaktur akan menurun dan kebutuhan barang tidak dapat terpenuhi. “Hal ini juga diperparah dengan isolasi masyarakat di rumah yang menyebabkan perusahaan mengalami kekurangan pekerja,” terangnya.
Terdapat berbagai cara untuk memulihkan keadaan ekonomi, Himanshu mengambil contoh perusahaan di Australia yang mampu bertahan dalam krisis Covid-19. Himanshu menyebutkan, terdapat dua aspek yang dominan dalam perusahaan tersebut yaitu inovasi pemasaran dan investasi teknologi. Perusahaan dapat memanfaatkan permintaan pasar dan inovasi pemasaran untuk menjangkau konsumen. “Investasi teknologi yang memadai guna menyelesaikan keterbatasan dan memfasilitasi operasi perusahaan,” tuturnya.
Sejalan dengan Himanshu, Prof Dr rer pol Heri Kuswanto MSi sebagai Direktur Pascasarjana ITS menyebutkan bahwa adanya pandemi Covid-19 manusia dipaksa untuk melakukan transformasi digital agar dapat bertahan di fase pasca Covid-19. Tentunya, diperlukan kolaborasi dari pemerintah, akademisi, dan praktisi bisnis untuk mencapai transformasi digital di tingkat nasional. “Pemerintah menyediakan transformasi, akademisi melakukan penelitian dan pelatihan, dan praktisi bisnis melakukan komersialisasi,” imbuhnya.
Sebagai akademisi, Heri percaya bahwa konferensi internasional adalah media yang sangat baik untuk bertukar ide, pengetahuan, informasi, wawasan, dan kolaborasi kerja untuk meningkatkan kualitas penelitian akademis dan meningkatkan kontribusi kepada masyarakat. “Saya berharap acara ini dapat memberikan wawasan dan kontribusi terutama untuk proyek inovasi ITS,” tutupnya.(*)
Reporter: Dian Nizzah Fortuna
Redaktur : Muhammad Ainul Yaqin
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan