Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mewadahi mahasiswanya untuk berwawasan global di bidang inovasi dan pembangunan berkelanjutan. Kali ini, melalui serangkaian acara Summer Camp Ingenious 2021, Departemen Teknik Sistem dan Industri (DTSI) ITS mengangkat salah satu isu menangani kepentingan publik pascapandemi bertajuk Re-Engineering due to Digital Migration.
Sekretaris Departemen Sains dan Teknologi Filipina, Prof Fortunato de la Peña yang didapuk sebagai pembicara dalam webinar ini membahas peluang peningkatan bisnis dan operasional pascapandemi melalui teknologi. Fortunato menekankan bahwa seiring dengan bergesernya perilaku konsumen selama pandemi Covid-19, sebagian besar bisnis di seluruh dunia harus beradaptasi dengan mengubah model bisnisnya. Oleh karenanya, para pelaku industri harus jeli melihat peluang yang tersedia di segala lini kebutuhan masyarakat.
Fortunanto merinci, beberapa sektor yang diprediksi akan mengalami perubahan signifikan pascapandemi, yaitu bidang pemerintahan, manufaktur, jasa, pendidikan serta logistik dan transportasi. Ia mencontohkan, pada bidang pemerintah misalnya, model bisnis harus dialihkan ke sistem digital atau e-governance. “Dengan sistem tersebut, layanan publik dan penyebaran informasi dapat diakses lebih mudah,” ungkapnya.
Fortunato kembali mencontohkan sistem e-governance yang tengah digalakkan di Filipina. Guna menyokong sistem pemerintahan daring tersebut, beberapa proyek turut berperan, salah salah satunya Resource Allocation Management, Distribution and Monitoring (Project RAMDAN), portal yang memberikan informasi akurat tentang kegiatan distribusi, komponen yang didistribusikan, serta jadwal pendistribusian barang. “Sistem ini membantu warga negara tidak tertipu oleh informasi palsu yang merugikan,” terang Fortuno.
Selain itu, Profesor di Universitas Los Banos tersebut juga memaparkan sebuah proyek lain berupa sistem pelacakan urbanisasi bernama Platform for Assessment and Tracking of Urbanization Related Opportunities (PATURO). Platform tersebut diklaim Fortunato mampu merumuskan indeks cerdas yang menunjukkan tingkat kesehatan kota. “Dalam PATURO dibuat simulator kota yang terdiri dari model interaksi berbasis data yang mencakup penduduk, penggunaan lahan, perusahaan, sekolah, toko, kantor, bank dan jaringan transportasi,” ulasnya.
Tak luput, Fortunato memperkenalkan pula proyek lain di bidang pendidikan bernama Smarter Philipphines through Data Analytics R&D, Training and Adoption (SPARTA). Program ini bertujuan untuk membangun pendidikan online, mekanisme penelitian dan pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan industri ilmu data dan analitik. Targetnya, SPARTA akan meluluskan 30 ribu pelajar dan membina komunitas praktisi data per tahun 2022 mendatang.
Melalui paparannya ini, Fortunato berharap para pegiat industri dan teknologi mampu memanfaatkan perubahan situasi menjadi peluang bisnis demi memulihkan ekonomi global. “Proyek-proyek yang kami kembangkan di Filipina dapat menjadi acuan sekaligus studi banding bagi negara lain untuk menghadapi Covid-19,” tukasnya.
Reporter: Difa Khoirunisa
Redaktur: Akhmad Rizqi Shafrizal
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di