Kampus ITS, ITS News – Rumah potong ayam sangat bertanggung jawab dalam menjaga kehalalan daging yang beredar. Oleh karena itu, persyaratan mutu daging yang aman, sehat, utuh, dan halal perlu terpenuhi. Dalam membantu hal tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan sosialisasi dan pendampingan sertifikasi halal bagi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Pemotongan Ayam di Desa Jetak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Ketua tim KKN Abmas ITS, Dr Ir Hasan Ikhwani MSc memberikan pendampingan secara menyeluruh kepada UMK Hasanah Chicken dan UMK Best Chicken. Kedua UMK ini sudah bertahun-tahun menyediakan daging ayam segar bagi wilayah sekitar, “Sedangkan mereka sebelumnya belum pernah mendapatkan sosialisasi pentingnya sertifikasi halal,” ungkapnya.
Kegiatan dimulai dengan sosialisasi dan pemberian materi secara daring yang meliputi urgensi sertifikat halal bagi UMKM, pengetahuan dan prosedur tentang pendaftaran sertifikat halal daring, serta pengetahuan umum tentang sistem jaminan halal.
Selanjutnya, adalah pendampingan di lapangan yang mengajak para pemilik UMK mengimplementasikan ilmu yang didapat dari materi daring. Pendampingan ini meliputi tata cara penyusunan formulir pendaftaran yang dilanjutkan dengan penetapan tim Manajemen Halal.
Para pemilik UMK kemudian diajak untuk melakukan penyusunan manual Sistem Jaminan Halal (SJH) serta dokumen yang menjadi syarat Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Lebih dari hal tersebut, mereka juga dibimbing untuk melakukan pendaftaran sertifikasi daring melalui SiHalal BPJPH dan Cerol Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).
Hal tersebut perlu dilakukan lantaran untuk mendapatkan sertifikasi halal rumah potong ayam harus memenuhi kriteria SJH serta kebijakan dan prosedur sertifikasi yang dikeluarkan oleh BPJPH. “Menurut Halal Assurance System (HAS) 23000 terdapat 11 kriteria yang harus dipenuhi,” imbuhnya.
Kriteria tersebut meliputi kebijakan halal, tim manajemen halal, pelatihan dan edukasi, bahan, produk, fasilitas produksi, prosedur tertulis aktivitas kritis, kemampuan telusur, penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria, audit internal, dan kaji ulang manajemen. Selain itu, Hasan menjelaskan jika terdapat aktivitas kritis yang ditinjau aspek kehalalannya yaitu tahap penyembelihan, proses produksi, dan pengemasan serta penjualan.
Berkat kerja keras tim yang beranggotakan Prof Setiyo Gunawan ST PhD, Nur Aini Rakhmawati SKom MScEng PhD, Dr Eng Shade Rahmawato ST MT, dan lima orang mahasiswa ITS, kedua UMK ini berhasil melengkapi dokumen yang diperlukan dalam sertifikasi halal. “Adanya jaminan keamanan dan kehalalan produk yang dapat mengikat kepercayaan masyarakat, sehingga harapannya para pelaku UMK ini dapat memperluas pasar dan meningkatkan daya saing produk mereka.” tutup Hasan.(*)
Reporter: Raisa Zahra Fadila
Redaktur: Sofyan Abidin
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan